Lihat ke Halaman Asli

KKN DR 23

@kkndr23uinsu

Aksi Masyarakat Menghadapi Covid-19

Diperbarui: 4 Agustus 2020   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perbincangan masyarakat Indonesia mengenai virus corona sudah bukan lagi menjadi hal asing. Berkenaan dengan itu, virus ini diketahui pertama kali muncul di Wuhan, China pada November 2019 silam dan berkembang pesat di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Virus ini diketahui berasal dari hewan (kelelawar) dan dapat ditularkan kepada manusia. 

Namun di Indonesia belum ditemukan penularan yang spesifik langsung dari hewan tersebut, melainkan melalui kontak fisik ataupun benda dari beberapa pelancong dunia. Pernyataan munculnya virus ini pertama kali di Indonesia dikonfirmasi oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 2 Maret 2020. 

Hingga kini, virus ini masih menyimpan keresahan bagi sekalangan penduduk Indonesia, sebab diketahui virus tersebut merupakan virus berbahaya yang dapat merenggut nyawa manusia. Mewabahnya virus ini pun memiliki dampak besar bagi manusia bahkan dunia, sehingga menimbulkan berbagai peraturan dari Pemerintah yang konon harus dituruti.

Awal mula virus ini masuk di Indonesia, masyarakat masih terbilang memiliki respons yang sangat kecil, sebab saat itu masyarakat masih terdoktrin dengan pernyataan "Indonesia kebal" terhadap corona, bahkan tidak sedikit yang mengolok-olok keberadaan virus ini pada platform sosial media (Instagram, Twitter, Facebook, dsb). 

Saat itu merupakan keadaan dimana orang-orang acuh tak acuh bahkan menganggap kejadian tesebut hanyalah mitos belaka. Namun ketika virus ini diketahui berkembang pesat di berbagai daerah di Indonesia dan berstatus "pandemi", masyarakat mulai bertindak cepat dalam menangani dan mencegah perkembangannya. Keadaan ini merupakan bencana bagi masyarakat Indonesia saat itu.

Mewabahnya virus ini menyisakan kesedihan bagi masyarakat Indonesia, sebab segala aktifitas yang biasa dilakukan di luar rumah sudah dibatasi oleh Pemerintah. Namun di sisi lain, hal ini memiliki makna positif bagi mereka yang menyadarinya. Biasanya, orang-orang bekerja dari pagi hingga petang dan hanya memiliki sedikit waktu dengan keluarga, begitupun dengan anak-anak perantauan. 

Selain itu, kejadian ini pun menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan dan kebersihan bagi setiap orang, dimana masyarakat dihimbau agar selalu mencuci tangan setiap selesai beraktifitas. Dalam hal ini, sebagian orang menghadapinya dengan rasa syukur dan keikhlasan.

Atas kejadian ini, Pemerintah menegaskan kepada masyarakat untuk mentaati ketetapan yang disepakati guna mencegah penyebaran covid-19, yaitu stay at home dan melakukan pembelajaran serta pekerjaan dari rumah. Sontak saja, hal ini menjadi beban tersendiri bagi orang-orang yang mengharuskan dirinya bekerja di luar rumah demi menyogohkan sesuap nasi. 

Namun, peraturan tetaplah peraturan. Sajauh ini, masyarakat telah mentaati peraturan yang ditetapkan pemerintah, namun tidak sedikit pula orang-orang yang mengabaikannya dengan dalih "kematian berada di tangan Tuhan, bukan?". Ya, memang benar demikian, namun di bumi ini terdapat pula hak-hak yang harus dipenuhi atas sesamanya, maka lakukan.

Seiring berjalannya waktu, ternyata virus corona semakin berdampak pada terancamnya perekonomian dunia, termasuk bumi pertiwi sendiri. Meskipun begitu, ternyata Indonesia diisi oleh dominan masyarakat yang mumpuni atas kepedulian sosial. Banyak gerakan yang diluncurkan oleh para aktivis Indonesia guna memerdekakan hak kesehatan dan memberantas virus mematikan tersebut. 

Salah satunya dengan cara donasi (galang dana) yang dicantumkan pada situs Kitabisa.com, yang mana terbuka kepada masyarakat dan ditujukan untuk Indonesia, dengan pimpinan para pemuka tinggi seperti Rachel Vennya, yang mana atas partisipan "sukarela" nya mampu menghasilkan jumlah yang cukup besar (Rp. 8.000.000.000,-), yang kemudian digunakan sebagai anggaran bagi tenaga medis garda terdepan berupa ratusan ribu APD. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline