Lihat ke Halaman Asli

Artikel KKN UMD Universitas Jember: Potensi Limbah Kotoran Ternak Sapi di Desa Suling Wetan, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso

Diperbarui: 25 Juli 2024   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                     Kelompok 80 KKN Universitas Jember.  (Sumber : Dokumen Pribadi)

Pada tanggal 10 Juli 2024 secara resmi Universitas Jember melakukan pelepasan peserta KKN; Bertepatan dengan itu dimana kelompok 80 mendapat lokasi KKN di Desa Suling Wetan. Desa Suling Wetan sendiri merupakan sebuah desa yang berada di Kabupaten Bondowoso, Kecamatan Cermee. 

Menurut data yang didapatkan dari kepala desa terkait, Desa ini dihuni sekitar 380 keluarga yang notabennya bermata pencaharian sebagian besar petani dan peternak. Hal ini berkaitan pula dengan potensi yang dapat tim kelompok 80 KKN Universitas Jember cari selama program KKN ini berjalan dengan kurun waktu 45 hari.

Bertepatan pada tanggal 11 Juli 2024 kelompok 80 KKN Universitas Jember melakukan suatu penganalisaan potensi desa yang dapat dimanfaatkan serta memiliki nilai kebermanfaatan. Adapun dusun yang menjadi target penganalisaan serta pengembangan oleh tim KKN kelompok 80 yakni berlokasi di Dusun Krajan 2, Desa Suling Wetan, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso. 

Dalam prosesnya, tim KKN kelompok 80 mencoba melakukan diskusi dengan warga desa setempat guna menggali suatu potensi desa yang bisa diolah dan dikembangkan sehingga membawa kebermanfaatan.

Dari hasil wawancara bersama dengan beberapa warga setempat dapat diketahui bahwa banyak dari Warga Desa Suling Wetan, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso ini bermata pencaharian sebagai petani jagung dan padi serta banyak dari warga memiliki hewan ternak khususnya sapi. 

Adapun perlakuan masyarakat sekitar terhadap limbah kotoran sapi yakni dengan membuang secara langsung kepada aliran sungai di dekat rumahnya. Dapat diketahui bersama bahwa kotoran sapi memiliki potensi nilai yang tinggi jika dilakukan suatu pengolahan kembali seperti menjadikannya pupuk kompos sehingga mampu mendukung produktivitas pertanian setempat.

Saluran Pembuangan Kotoran Sapi ke Sungai. (Sumber : Dokumen Pribadi)

Tak hanya itu, tim KKN Kelompok 80 juga mencoba turun dengan dibantu oleh GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) guna menggali informasi lebih dalam kepada para petani di Desa Suling Wetan, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso. Dari beberapa petani yang ditemui banyak dari mereka mengeluh soal subsidi pupuk yang berkurang sehingga hal ini mempersulit petani dalam memperoleh pupuk guna mendorong produktivitas pertanian mereka. 

Selain itu, permasalahan yang dialami oleh petani di desa ini, seperti terjadinya penyakit blas pada padi yang rata-rata terjadi di masa persemaian hingga menjelang panen, hal ini mampu menurunkan hasil produksi padi. Blas sendiri adalah penyakit padi yang disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea yang muncul berupa bercak dengan bentuk belah ketupat berwarna abu-abu atau putih dan warna coklat di sekelilingnya. Selain disebabkan oleh jamur, penyakit blas juga dipengaruhi oleh faktor tanah, pengairan dan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. 

Dari adanya permasalahan pertanian dan potensi Desa Suling Wetan, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso yakni kotoran ternak sapi yang belum diolah secara baik serta hal ini dapat berpotensi untuk diolah kembali menjadi pupuk kompos untuk kemudian dapat digunakan sebagai pengganti penggunaan pupuk kimia yang berlebihan untuk dapat meminimalisir terjadinya penyakit blas pada pertanian. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline