Lihat ke Halaman Asli

KKN Desa Pasirmukti

Universitas Singaperbangsa Karawang

Kreativitas Ramah Lingkungan: KKN Unsika Desa Pasirmukti 2024 Ubah Barang Bekas Jadi Media Pembelajaran Interaktif untuk Anak TK

Diperbarui: 2 Februari 2024   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Milik Pribadi

Dilansir dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, timbunan sampah di Indonesia pada tahun 2023 lalu mencapai 17,4 juta per tahunnya, dengan 11,2% sampahnya berasal dari karton/kertas. Sampah karton/kertas ini merupakan sampah ketiga terbanyak setelah sampah sisa makanan dan sampah plastik. Dilansir dari SIPSN juga, sebanyak 11,5 juta ton sampah per tahunnya sudah terkelola. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pengelolaan sampah yakni dengan cara mendaur ulang.


Sampah merupakan salah satu permasalahan yang harus segera diatasi. Mahasiswa memiliki peran dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, salah satunya dengan mengadakan program kerja ataupun kegiatan pengelolaan sampah, seperti mengadakan kegiatan pembersihan lingkungan, pembuatan konten sosial media tentang permasalahan sampah, mengadakan kegiatan daur ulang sampah menjadi barang bermanfaat, dan sebagainya.


Seperti salah satu program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) Desa Pasirmukti yang mengadakan kegiatan bimbingan belajar menggunakan barang-barang bekas sebagai media pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 16 Januari 2024 di Raudhatul Athfal (RA) Nurul Islam dan PAUD Al-Karomah, Desa Pasirmukti, Kecamatan Telagasari, Karawang.

Kegiatan Belajar Menggunakan Media Pembelajaran dengan Barang Bekas. (Dokumentasi Milik Pribadi)

Adapun kegiatan belajar yang dilakukan yakni memperkenalkan angka, huruf, warna, dan bentuk geometri kepada siswa RA dan PAUD menggunakan media pembelajaran yang telah dibuat dan mengajak siswa untuk menggunakan media tersebut. Selain itu, para pengajar juga mengaitkan materi angka, huruf, dan warna dengan menggunakan lagu anak-anak, sedangkan pada materi bentuk dan warna dikaitkan dengan kegiatan mewarnai dengan warna kesukaan siswa.


Diharapkan dari adanya kegiatan ini adalah agar sekolah bisa menggunakan barang bekas sebagai bahan ajar untuk kegiatan pembelajaran, hal tersebut juga dapat membuat anak-anak menjadi lebih aktif di dalam kelas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline