Lihat ke Halaman Asli

KKNUM2022 Desa Depok Bendungan

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Mahasiswa KKN MBKM Membangun Desa Universitas Negeri Malang Manfaatkan Limbah Buah Pinus Menjadi Barang Bernilai

Diperbarui: 18 November 2022   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pohon pinus merupakan tanaman reboisasi yang biasa di tanam pada daerah pegunungan. Pohon pinus dapat hidup dalam berbagai kondisi. Hampir semua bagian pada pohon pinus dapat dimanfaatkan. Salah satu contohnya adalah buah pinus yang dapat digunakan sebagai kerajinan tangan.

Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek memiliki potensi sumber daya pohon pinus yang sangat melimpah. Sepanjang jalan desa membentang hutan pinus yang luas. Banyak buah pinus yang berjatuhan di pinggir jalan dan berubah menjadi sampah.

Mahasiswa KKN MBKM Membangun Desa Universitas Negeri Malang melakukan penyuluhan pada warga desa untuk mengubah sampah buah pinus menjadi kerajinan yang bernilai. Penyuluhan dilakukan di Bumdes Depok pada hari Rabu, 16 November 2022. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh kepala desa, sekretaris desa, dan warga yang memiliki minat tinggi tehadap kerajinan. Kepala Desa Depok, Sugeng Asmoro, memiliki harapan tinggi pada warga agar dapat memanfaatkan limbah pinus menjadi kerajinan khas desa.

Dokpri

Tujuan dari kegiatan ini selain untuk mengubah limbah menjadi barang berharga adalah untuk menjadikan buah pinus sebagai cinderamata utama dari desa Depok. Desa Depok yang berlokasi di Lingkar Wilis sangat berpotensi menjadi tempat wisata masa depan. Hal ini dapat dimanfaat warga untuk menambah penghasilan mereka.

Dokpri

Hasil kerajinan buah pinus milik Mahasiswa KKN MBKM Universitas Negeri Malang saat ini dipamerkan di Bumdes Depok. Hal itu bertujuan untuk memotivasi warga desa agar dapat membuat karya yang lebih bernilai lagi. Warga yang dapat memproduksi kerajinan buah pinus dapat dipasarkan Bumdes Depok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline