Lihat ke Halaman Asli

kkndengkol182

Mahasiswa UIN Malang

TBS Pembasmi Hama Tikus: Inovasi Ramah Lingkungan Untuk Pertanian

Diperbarui: 27 Desember 2024   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: gambar pribadi) https://www.kompasiana.com/Q1hRM3BQL05Ka05qR05DN1FmWENoaE5uRHZudHNZUStpUmo4ZjFlaTJhYz0=/dashboard/preview/676e83bb34777c7d371

Gana Asfelic: Membangun Langkah Bersama Untuk Membangun Kebahagiaan

Malang- Anggota Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) UIN Malang Kelompok 182 "Gana Asfelic", bersama perangkat kecamatan dan perangkat desa, mengadakan bimbingan teknis pengendalian hama tikus dengan teknologi Trap Barier System (TBS) pada Selasa (24/12/2024). Kegiatan bertema "Bimbingan Teknis Pengendalian Hama Tikus dengan Teknologi TBS (Trap Barier System)" ini bertujuan untuk membantu masyatrakat Dusun Krajan, Desa Dengkol, Kecamatan Singosari, dalam upaya mengurangi kegagalan panen akibat serangan tikus yang merusak tanaman padi.

Pelatihan dipimpin oleh Bapak Fauzi, seseorang praktisi TBS yang berpengalaman. Anggota kelompok KKM 182 juga turut perpartisipasi aktif dengan turun langsung ke sawah untuk membantu proses pemasangan TBS. Metode penerapan TBS ini mencakup pengeposan lerang, penggunaan umpan, dan pemasangan jebakan tikus yang telah diterapkan ketiga kalinya di Desa Dengkol. Agus Afandi mengungkapkan bahwa Desa Dengkol menargetkan 5 kali panen selama 2 tahun, dikarenakan kurangnya air saat musim kemarau tiba.
“Target panen untuk Desa Dengkol yaitu 2 tahun 5 kali, panen di Desa Dengkol tidak sama dengan petani pada umumnya dikarenakan kekurangan air saat kemarau. Minggu kemarin sudah terpasang di lahan Pak Supomo dan mendapat 3 tikus kemudian tikus tersebut dimusnahkan dengan merendam kedalam air,” ungkap Afandi.

Proses pemasangan tersebut juga dilakukan di sawah dekat sungai dan tol dengan tujuan pemerataan pengumpanan, yang dikombinasikan dengan metode pembasmian hama tikus menggunakan diracun. Tahapan pemasangan TBS, dimulai dengan pembuatan pagar plastik dan perangkap pada padi yang sudah ditanam. Sedangkan, peralatan yang digunakan meliputi bambu sebagai pagar, tali sebagai penyangga, plastik besar sebagai penghalang tikus, dan lidi untuk mengaitkan plastik ke tali.
“Pemasangan tersebut menggunakan lidi karena mudah terurai, jika jarum nanti takut mencederai petani jika jatuh,” jelas Afandi.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya membantu meningkatkan hasil panen masyarakat setempat, tetapi juga menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi hama tikus secara efektif. Selain itu, program ini juga dapat meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya penerapan teknologi ramah lingkungan.

Penulis: Diajeng Dwi Fitria Putri

Editor: Alviona Ninda F

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline