Lihat ke Halaman Asli

Atasi Serangan Hama Ulat dan Kutudan, Mahasiswa KKN-T IPB Lakukan Sosialisasi Pembuatan Pestisida Nabati di KWT Cikaret

Diperbarui: 23 September 2022   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan wadah bagi para ibu-ibu untuk meningkatkan silaturahmi melalui kegiatan bertani. KWT di daerah Cikaret terdiri dari 25 anggota wanita yang dibagikan per hari untuk melakukan piket. KWT Cikaret digagas dari kelurahan untuk mengikuti sebuah perlombaan dan tetap dilanjutkan hingga saat ini. KWT Cikaret memiliki lahan hibah dari warga setempat yang dulunya digunakan sebagai tempat budidaya cacing sutera. 

Saat ini, KWT Cikaret telah memiliki tempat khusus untuk penyemaian sayuran. Hasil semaian selanjutnya ditanam di lahan terbuka. Beberapa sayuran yang disemai berupa selada, sawi, dan cabai. Kecuali tanaman kangkung dan bayam yang langsung ditebar di lahan. Kegiatan rutin KWT telah membantu banyak ibu-ibu untuk memperoleh kegiatan positif dan pangan yang sehat. Sebagian hasil panen juga dibagikan kepada warga yang kurang mampu.

Kegiatan di lapangan dilakukan secara berkala mulai dari tanggal 29 Juli sampai dengan 28 Juli 2022. Kegiatan di Kelompok Wanita Tani (KWT) diawali dengan forum bertani. Dalam forum ini dibahas mengenai potensi lahan, hasil produksi selama 2 tahun terakhir, serta permasalahan yang ada di lahan. Kegiatan selanjutnya berupa pengelolaan bersama ibu-ibu KWT. Kegiatan bertani ini dilakukan tiap 2 hari sekali (senin dan kamis) jam 8 pagi. Pengelolaan dimulai dari proses penyemaian benih. Dua minggu setelah penyemaian, bibit tanaman mulai dipindahkan ke lahan. Pada lahan dilakukan sanitasi berupa pencabutan gulma, pemusnahan hama secara mekanis serta pembersihan lahan dari sampah. Pada tanaman kacang dilakukan pembuatan dan pemasangan ajir pada waktu 4 minggu setelah tanam. Pada beberapa lahan dilakukan pemasangan mulsa untuk melindungi tanaman.

Namun, berdasarkan pengamatan yang dilakukan mahasiswa KKN-T IPB Universiti diketahui adanya serangan hama pada pertanaman tersebut. Hama ini dianggap cukup merugikan karena mengganggu proses pertumbuhan tanaman mulai dari kacang panjang hingga kangkung. Khususnya untuk hama kutudaun yang cukup banyak ditemukan pada tanaman kacang panjang. 

Berdasarkan kondisi hama dan penyakit di lapangan, maka diadakan sosialisasi pembuatan pestisida nabati dari ekstraksi umbi bawang putih dan daun pepaya. Pembuatan pestisida dilakukan pada tanggal 26 Juli 2022. Pada kegiatan ini, ibu-ibu KWT diajarkan membuat pestisida nabati untuk mengatasi hama ulat pada tanaman. Hasil pestisida nabati kemudian disimpan di dalam ruangan yang terhindar dari sinar matahari langsung selama 1 hari. Pada hari berikutnya, pestisida nabati diaplikasikan langsung ke tanaman-tanaman yang terkena serangan hama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline