Tim KKN-BKKBN (Kuliah Kerja Nyata-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) 3 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengadakan sosialisasi dengan tema "Cegah Stunting itu Penting: Hindari Pernikahan Dini" di Balai Desa Baledono, Kecamatan Tosari, Pasuruan pada tanggal 4 September 2024. Acara ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai berbagai aspek penting dalam pernikahan dan kesehatan keluarga.
Kegiatan ini diikuti oleh para pemuda di Desa Baledono yang masuk ke dalam kategori calon pengantin (Catin). Sosialisasi kepada Catin ini disampaikan oleh Divisi Kesehatan Lingkungan dan Pencegahan Stunting Tim KKN BKKBN 3 UMSIDA.
Peserta diberikan pemahaman tentang stunting, dampak jangka panjangnya, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk memastikan pertumbuhan optimal anak-anak. Sosialisasi ini juga memperkenalkan aplikasi ELSIMIL, sebuah alat digital yang dapat membantu calon pengantin dalam merencanakan keluarga dan menjaga kesehatan reproduksi. Informasi mengenai risiko pernikahan dini dan dampaknya pada kesehatan fisik serta mental calon pengantin, serta pentingnya persiapan matang sebelum menikah. Sebagai tambahan, peserta diperkenalkan pada teknik akupresur yang dapat membantu mengelola stres dan masalah kesehatan ringan, serta meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Stunting merupakan salah satu indikator kegagalan tumbuh kembang pada anak dibawah lima tahun (Balita) yang disebabkan akibat defisiensi gizi kronik dan infeksi yang berulang terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Maka dari itu berbagai program dilakukan oleh tim KKN-BKKBN 3 untuk memperbaiki masalah stunting salah satunya sosialisasi pada kelompok Calon Pengantin (Catin). Terdapat 2 penyebab stunting, yaitu penyebab spesifik (penyebab langsung) dan penyebab sensitif (penyebab tidak langsung). Sosialisasi mengenai pernikahan dini merupakan upaya intervensi sensitive kami untuk penurunan stunting.
Semakin tinggi prevalensi pernikahan dini di suatu Kabupaten, maka prevalelnsi stunting juga semakin tinggi. Ibu-ibu yang lebih muda memiliki risiko besar untuk memiliki anak pada usia lebih muda dan memiliki lebih banyak anak pada usia yang masih muda. Oleh karena itu, peningkatan usia pernikahan pertama merupakan tindakan yang sangat penting untuk mengakhiri pernikahan dini agar stunting tidak semakin tinggi.
"Saya sangat mengapresiasi dengan baik upaya mahasiswa KKN Umsida dalam melakukan penyuluhan mengenai pernikahan dini dan pencegahan stunting karena akses terhadap informasi ini sangat terbatas di desa ini", ungkap Johan peserta sosialisasi.
Sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi calon pengantin dan pemuda Desa Baledono dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mereka tentang kesehatan dan persiapan pernikahan. Acara ini berlangsung dengan antusiasme tinggi dari peserta, yang menunjukkan komitmen mereka untuk menjalani kehidupan berkeluarga yang sehat dan bahagia.
Penulis: Lili Furqonati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H