Lihat ke Halaman Asli

Mewujudkan Generasi Unggul: Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Ajak Masyarakat Meningkatkan Kesadaran terkait Pemenuhan Gizi Balita

Diperbarui: 11 Februari 2024   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pri

Ngablak, Magelang (06/01/2024) - Stunting adalah hasil dari terhambatnya pertumbuhan yang disebabkan oleh akumulasi kekurangan gizi yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, mulai dari masa kehamilan hingga usia 24 bulan. Masalah stunting di Indonesia masih menjadi perhatian serius, terutama karena dampak jangka panjangnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut informasi yang terdapat dalam laporan Studi Status Gizi Indonesia dari Kementerian Kesehatan, terjadi penurunan angka stunting di Indonesia dari 27,7% pada tahun 2019 menjadi 24,4% pada tahun 2021, kemudian turun menjadi 21,6% pada tahun 2022. Mayoritas kasus stunting terjadi pada anak usia 3-4 tahun, mencapai 6%. Meskipun terdapat penurunan, angka ini masih belum memenuhi standar WHO yang menargetkan prevalensi stunting kurang dari 20%. Oleh karena itu, pemerintah sedang berupaya mengurangi tingkat stunting menjadi 17% pada tahun 2023 dan 14% pada tahun 2024.

Menurut data Dinkes Kabupaten Magelang pada bulan Oktober 2020, data stunting Kecamatan Ngablak yang memiliki prevalensi balita stunting tertinggi dengan angka 21,67%, bahkan di Puskesmas Ngablak terdapat 4 Desa yang termasuk dalam 10 Desa dengan presentase stunting tertinggi di Kabupaten Magelang. Menurut data yang diperoleh dari puskesmas Ngablak, angka stunting di kecamatan Ngablak per Oktober 2023 sebesar 493 kasus.

Tingginya angka stunting menjadi gambaran bahwa masih kurangnya kesadaran Masyarakat akan akar permasalahan dari terjadinya stunting. Adapun pemenuhan gizi balita terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan menjadi satu dari sekian yang berkontribusi dalam terjadinya stunting. Pemenuhan gizi pada masa awal kehidupan sangat penting, karena masa tersebut menjadi fondasi perkembangan otak dan tubuh anak.

Tim I KKN Universitas Diponegoro Tahun Ajaran 2023/2024 berupaya untuk meningkatkan peran kader Kesehatan dan kesadaran ibu balita dalam pemenuhan gizi balita teruatama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu melalui penyuluhan untuk kader Kesehatan mengenai pentingnya pemenuhan gizi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan dan pemberian modul "1000 Hari Pertama Kehidupan". Selain itu, mahasiswa KKN Tim I Undip melakukan edukasi saat kegiatan posyandu mengenai pemenuhan gizi balita dan pengolahan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).  Sebelum kegiatan edukasi berlangsung, dilakukan pembagian leaflet terkait Makanan Pendamping ASI.

Selama kegiatan edukasi dilakukan diskusi interaktif antara mahasiswa dan para ibu balita terkait pemenuhan gizi balita. Melalui kegiatan ini, diharapkan orangtua dapat lebih memahami kebutuhan nutrisi anak dan mengimplementasikannya dalam pola makan sehari-hari. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam pemenuhan gizi keluarga, sehingga anak-anak tumbuh dengan optimal dan terhindar dari risiko stunting.

Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti aksesibilitas dan pemahaman masyarakat, langkah-langkah ini menunjukkan komitmen untuk mengatasi masalah stunting melalui pemenuhan gizi balita. Dengan keterlibatan aktif pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan bahwa generasi yang akan datang dapat tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan cerdas, menciptakan pondasi yang kokoh bagi masa depan bangsa.

Penulis: Tim 1 KKN Universitas Diponegoro 2023/2024

Dosen Pembimbing Lapangan: Prof. Dr. Hermin Pancasakti K., S.Si, M.Si

Lokasi: Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline