Cicalengka, 11 Januari 2025 -- Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Padjadjaran hari ini melaksanakan kegiatan keliling Desa Babakan Peuteuy untuk menganalisis potensi yang dimiliki desa tersebut. Dengan dibagi menjadi empat kelompok fokus, yakni kelompok pertanian dan bambu, ekowisata alam, pemasaran digital, serta konveksi, mereka menyebar ke berbagai lokasi di desa untuk menggali informasi lebih mendalam.
Babakan Peuteuy telah lama dikenal sebagai desa penghasil kerajinan bambu. Salah satu contoh nyata dari potensi ini adalah usaha kerajinan bambu milik Pak Ayub yang berlokasi di RW 11. Kelompok pertanian dan bambu mengunjungi tempat usaha Pak Ayub untuk menggali informasi terkait perkembangan dan tantangan industri kerajinan bambu di desa tersebut.
Menurut Pak Ayub, sejumlah warga desa turut bekerja sebagai pengrajin yang menghasilkan berbagai produk kerajinan bambu, seperti gantungan kunci, papan nama, dan merchandise lainnya. Produk-produk ini tidak hanya dipasarkan ke beberapa wilayah di Indonesia seperti Bali, Batam, dan Jakarta, tetapi juga pernah diekspor ke luar negeri, termasuk Australia. Dalam sehari, Pak Ayub mampu memproduksi hingga 100 kerajinan bambu. Beliau telah menekuni profesi ini sejak tahun 1981 dan berhasil mempertahankan usahanya hingga kini.
Namun, pandemi COVID-19 yang melanda beberapa tahun lalu memberikan dampak signifikan pada usaha kerajinan bambu. Permintaan menurun drastis, sehingga memengaruhi produktivitas dan pendapatan para pengrajin. Pak Ayub menyampaikan harapannya agar ekonomi segera pulih sehingga usaha kerajinan bambu di Desa Babakan Peuteuy dapat kembali berkembang.
Selain itu, kelompok KKN lain juga melakukan analisis potensi di wilayah lainnya, seperti UMKM Konveksi, jelajah gunung sebagai potensi ekowisata alam, serta UMKM hasil pertanian lainnya. Kegiatan analisis potensi desa yang dilakukan oleh tim KKN ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi strategis untuk mendukung pengembangan ekonomi dan memberdayakan masyarakat setempat. Selain itu, informasi dan data yang diperoleh dapat menjadi dasar untuk merancang program yang berkelanjutan demi meningkatkan kesejahteraan warga desa.
Kontributor penulis: Rafli Iltizamulloh, Tunas Rieziek
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI