Menurut Permenkes No.66 tahun 2014 usia bayi baru lahir berada di rentang usia 0-11 bulan, sedangkan anak balita berusia 12-59 bulan. Dan anak pra sekolah berumur 60-72 bulan. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita, harus selalu dipantau secara rutin dengan melakukan pengukuran antropometri secara berkala di posyandu dusun masing-masing dan anak pra sekolah dipantau secara rutin di Taman Posyandu. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita dipantau secara rutin setiap bulannya di laman web "Sigizi Terpadu". Dari pemantauan terlihatlah status gizi dari anak bayi dan balita. dilihat dari data status gizi anak desa Asmorobangun masih bisa dikatakan kurang. hal tersebut dikarenakan keluarga terutama orang tua biasanya tidak mengerti dan tidak mengetahui dengan jelas bahwa anaknya mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan yaitu tumbuh kembang anaknya tidak sesuai dengan umurnya. Ketidaktahuan orang tua tentang tumbuh kembang pada anak, motivasi yang rendah untuk membawa anak ke posyandu, pusat pelayanan kesehatan,, dan lingkungan yang kurang baik akan mempengaruhi tumbuh kembang sang anak (Dewinataningtyas & Putri, 2018).
Mahasiswa KKN MBKM PENTING (Peduli Stunting) Universitas Negeri Malang mulai mengikuti kegiatan posyandu pada bulan September, Oktober, dan November. Selama bulan September dan Oktober kami melakukan observasi di posyandu dan terlihat orangtua masih jarang membawa anaknya ke posyandu dan masih awam dalam pemantauan pertumbuhan anaknya di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), pada bulan November kami membantu kader KPM untuk melakukan input data pada laman "Sigizi Terpadu" pada saat posyandu dan dapat memantau lewat aplikasi. kami juga melakukan pemantauan perkembangan anak di "TAPOS" Taman Posyandu, terdapat 2 taman posyandu di Desa Asmorobangun, taman posyandu Dusun Jomblang dan Taman Posyandu Dusun Parangagung. Yang kami lihat perkembangan anak di taman posyandu sudah sangat baik dikarenakan para kader yang sangat antusias dalam pengajaran, para anak diajarkan cara menulis huruf, membaca, dan cara berdoa dengan baik dan para orangtua yang selalu menemani sang anak. Akan tetapi, para orangtua awam tentang cara pemantauan pertumbuhan sang anak, identifikasi masalah status gizi sang anak masuk kategori underweight, wasting, dan stunting, cara pencegahannya, dan pola asuh yang selama ini masih mengikuti zaman nenek moyangnya.
Berdasarkan alasan tersebut, KKN MBKM Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang (IKM FIK UM) bekerjasama dengan BKKBN Jawa Timur yang dibimbing oleh ibu Suci Puspita Ratih, S.KM., M.KM., M.P.H. Kami melakukan Edukasi Masalah Status Gizi serta Pencegahannya pada para ibu di taman posyandu Dusun Jomblang pada tanggal 05 November dan 18 November 2023 di taman posyandu Dusun ParangAgung. Dimulai dengan identifikasi masalah, pemantauan pada laman web "Sigizi Terpadu", perizinan dari pihak taman posyandu untuk tempat kegiatan edukasi masalah status gizi dan pencegahannya. Kegiatan ini bertujuan agar para orangtua dan wali sang anak bisa lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan sang anak, bisa memantau dan langsung mengidentifikasi sang anak terjangkit masalah gizi apa, seperti underweight, wasting, dan stunting.
Evaluasi kegiatan edukasi masalah status gizi dan pencegahannya kami lakukan di aplikasi SPSS dan terlihat bahwa ada perbedaan rata-rata nilai yaitu 60,37 meningkat menjadi 72,59 dan kami memberikan doorprize untuk peserta atau ibu yang memiliki nilai pretest paling bagus, dan ibu yang bisa menjawab pertanyaan seputar materi dari kami. Besar harapan kami agar para orangtua bisa menerapkan materi-materi yang kami sampaikan agar kedepannya para orangtua bisa memantau secara langsung di buku KIA dan mengidentifikasi masalah gizi sang anak. Karena Pemantauan perkembangan sang anak tidak hanya tugas para kader akan tetapi, peran orangtua juga sangat penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H