Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan (Hidayangsih, 2014). Sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Remaja termasuk bagian dari komponen sumber daya manusia yang potensial sebagai aset berharga bagi bangsa pada masa yang akan datang (Aritonang, 2015 dan Hidayangsih, 2014).
Masa remaja merupakan masa transisi dari usia anak-anak menuju dewasa dimana proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan cepat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual (Fatkhiyah et al., 2020). Beberapa karakteristik remaja yaitu memiliki keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta berani menanggung risiko tanpa pertimbangan yang matang (Fitriana & Siswantara, 2019). Hal ini dapat menimbulkan banyak permasalahan pada remaja, salah satunya adalah permasalahan terkait kesehatan reproduksi.
Permasalahan utama kesehatan reproduksi remaja (KRR) di Indonesia, yaitu kurangnya informasi mengenai kesehatan reproduksi, masalah pergeseran perilaku seksual remaja, pelayanan kesehatan yang tidak memadai serta perundang-undangan yang tidak mendukung (Irawan, 2016). Rendahnya pengetahuan dan pemahaman remaja terkait kesehatan reproduksi dapat berimplikasi pada munculnya stunting (Wahid et al., 2023).
Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri merupakan kabupaten yang masih memiliki kasus stunting tinggi. Berdasarkan observasi yang dilakukan diperoleh data sebanyak 110 balita yang terkena stunting dari 537 balita terdata. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting pada balita seperti, kondisi sosial, ekonomi, gizi ibu saat hamil, penyakit yang dialami bayi, kurangnya asupan gizi yang diberikan terhadap bayi, organ reproduksi pada ibu yang belum siap, dan kurangnya pengetahuan mengenai penjagaan organ-organ reproduksi untuk mengatasi terjadinya stunting (Wahid et al., 2023).
Untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut, Mahasiswa KKN MBKM Peduli Stunting Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri mengadakan penyuluhan terkait kesehatan reproduksi pada remaja dengan nama kegiatan "BATIK CANTING" yang merupakan singkatan dari Bersama Remaja Cerdik, Berperilaku Sehat, untuk Cegah Stunting dan tema yang diambil yaitu "Pelajari Alurnya, Perbaiki Masa Depannya, Wujudkan Remaja Terarah dalam Pencegahan Stunting di Indonesia". Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan para remaja mengenai kesehatan reproduksi.
Kegiatan penyuluhan terkait kesehatan reproduksi pada remaja dilaksanakan pada tanggal 2330 Oktober 2023 di SMAN 1 Puncu dengan sasaran siswa kelas XII. Kegiatan ini mengambil jam mata pelajaran bimbingan konseling pada setiap kelas. Kegiatan diawali dengan perkenalan mahasiswa kepada para siswa, penyampaian maksud dan tujuan, dan penyampaian latar belakang diadakannya kegiatan penyuluhan terkait kesehatan reproduksi pada remaja. Setelah itu, pengerjaan pre-test melalui link google formulir untuk mengukur tingkat pengetahuan sasaran sebelum diadakan penyuluhan.
Kemudian, penyampaian materi penyuluhan yang dilakukan secara interaktif melalui metode ceramah, presentasi power point, ice breaking, dan tanya jawab kepada sasaran. Materi yang disampaikan meliputi pengertian kesehatan reproduksi, pentingnya kesehatan reproduksi, pengertian pubertas, ciri-ciri pubertas pada laki-laki, ciri-ciri pubertas pada perempuan, cara menjaga higiene untuk laki-laki, cara menjaga higiene untuk perempuan, pengertian sexual harassment, jenis sexual harassment, bagian tubuh yang tidak boleh disentuh, pengertian pernikahan dini, dan risiko yang harus ditanggung pengantin muda. Setelah itu, pengerjaan post-test melalui link google formulir untuk mengukur tingkat pengetahuan sasaran setelah diadakan penyuluhan dan diakhiri dengan pembagian doorprize serta dokumentasi kegiatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H