Kesehatan merupakan salah satu aset yang penting untuk dijaga. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan salah satunya adalah penggunaan dan kebersihan jamban. Beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, akses sanitasi khususnya penggunaan jamban sehat masih menjadi masalah serius. Permasalahan terkait penggunaan jamban ini juga terjadi di Desa Arjasa. Masyarakat Desa Arjasa sering kali membuang tinja di sembarang tempat, khususnya di aliran sungai. Hal ini biasa terjadi terutama pada masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi menengah ke bawah sehingga masih minim akan kesadaran penggunaan jamban. Beberapa dari mereka bahkan tidak memiliki fasilitas jamban pribadi di rumah. Jamban secara singkat diartikan sebagai tempat yang memiliki fasilitas untuk pembuangan kotoran atau tinja.
Minimnya penggunaan jamban menjadi salah satu faktor penyebab penularan penyakit. Penggunaan jamban berkaitan erat dengan transmisi penyakit dari tinja. Air, tanah, dan hewan menjadi salah satu media penularan penyakit. Contoh penyakit akibat kondisi jamban yang buruk, yaitu Diare, Polio dan Tifus. Beberapa penyakit tersebut disebabkan oleh jamban yang kotor dan perilaku hidup yang tidak bersih sehingga kuman dapat berkembang biak dengan subur dan mencemari air minum, makanan dan lainnya yang membuat anak rawan terkena penyakit. Lebih parahnya penyakit-penyakit tersebut dapat berakibat pada asupan nutrisi anak menjadi kurang, pertumbuhan tinggi badan anak menjadi tidak optimal dengan kata lain dapat meningkatkan angka stunting.
Air, tanah, dan hewan menjadi sumber penyebaran penyakit karena air, tanah, dan hewan saling berhubungan. Ketiga media penyaluran penyakit ini adalah media yang sangat riskan. Tanah merupakan tempat hewan melakukan aktivitas dan penyerapan air. Hewan yang dimaksud disini adalah hewan yang hidup di darat dan dapat dikonsumsi oleh manusia atau makhluk lain, seperti unggas, sapi, kambing, dan lain-lain. Air juga menjadi tempat yang berisiko karena banyak ikan yang ada di sungai sedangkan ikan menjadi hewan yang dikonsumsi oleh manusia. Selain itu, tanah dan air juga memiliki hubungan yang erat. Air yang dimaksud disini adalah sumber air.
Dengan demikian penyuluhan terkait penggunaan jamban sehat dan menjaga pola makan untuk mencegah penyakit sistem pencernaan menjadi sangat penting. Penyuluhan penggunaan jamban bersih dan sehat merupakan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pengertian jamban sehat, manfaat. dampak, syarat, serta jenis-jenis dari jamban. Dalam penyuluhan ini mahasiswa KKN MBKM UMD Kelompok 8 bersama beberapa Dosen Biologi Universitas Jember berkolaborasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Desa Arjasa. Program penyuluhan jamban bersih dan sehat dilakukan di lingkungan RA Nurul Iman Dusun Gumitir yang ditujukan kepada masyarakat sekitar. Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat setempat terkait pengertian, manfaat, dampak, syarat, serta jenis-jenis dari jamban sehat agar dapat dipraktikkan dalam menjaga kebersihan jamban guna terciptanya jamban bersih dan sehat. Jamban bersih, kualitas kesehatan masyarakat meningkat, menciptakan lingkungan yang nyaman.
Hasil yang ingin dicapai dari adanya penyuluhan penggunaan jamban bersih dan sehat adalah menambah kesadaran dan pemahaman masyarakat Desa Arjasa terhadap pentingnya menjaga Jamban bersih dan sehat. Untuk keberlanjutan program, masyarakat Desa Arjasa diharap untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan jamban agar terhindar dari penyakit yang dapat muncul akibat jamban yang tidak sehat. Adanya keterlibatan dari kelompok-kelompok sosial menjadi peluang besar bagi keberlanjutan kegiatan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H