Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa MBKM-MD UM Lakukan "Penanaman Tanaman Toga dan Pembuatan Taman Toga" di Tempat Wisata Kali Djaeng Desa Tunjungtirto, Kabupaten Malang

Diperbarui: 16 Oktober 2022   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tim mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka – Membangun Desa atau bisa disingkat (MBKM – MD) melakukan pemberdayaan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) di Tempat Wisata Kali Djaeng yang berlokasi di Dusun Losawi Desa Tunjungtirto. Di masa endemi yang sekarang ini banyak orang yang berusaha menjaga kesehatan dan keselamatan  masing-masing untuk terhindar dari paparan virus Covid-19. Salah satunya ialah berusaha dengan meningkatkan sistem imun tubuh agar terlindungi dari berbagai macam serangan jenis pathogen agar tubuh tetap berada dalam kondisi yang sehat.

Salah satu upaya yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh tersebut adalah dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat mencegah infeksi serta meningkatkan daya tahan tubuh. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang dulunya disebut dengan apotek hidup ini adalah tanaman hasil budidaya atau pemeliharaan yang mempunyai sifat alami dan mudah untuk didapatkan dan mudah ditanam di lahan kosong ataupun di pekarangan rumah. Menanam toga ini juga dapat dilakukan di pot, polybag atau dapat memanfaatkan lahan kosong.


Contoh TOGA yang dapat dimanfaatkan sebagai suatu pasokan yang dapat meningkatkan imun di masa Covid-19 seperti sekarang ini, yaitu jahe, kunyit, dan juga serai yang dapat dibuat menjadi minuman hangat dengan cara direbus secara bersamaan lalu di minum air yang sudah di rebus tersebut. Setelah melihat manfaat dari tanaman TOGA tersebut khususnya pada kondisi COVID-19 yang seperti sekarang ini, Mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka – Membangun Desa (MD) Universitas Negeri Malang melakukan pemanfaatan lahan untuk pembuatan taman TOGA yang dapat dimanfaatkan sebagai taman edukasi serta bisa dimanfaatkan untuk dijadikan obat herbal di masa endemic COVID-19 sebagai salah satu program kerjannya yang dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2022 bertempat di Kali Djaeng Dusun Losawi, Desa Tunjungtirto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, provinsi Jawa Timur. Pada kegiatan penanaman Toga ini sasaran yang dipilih adalah warga/masayarakat serta pengunjung di tempat wisata Kali Djaeng.
 

Selama kegiatan berlangsung Mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka – Membangun Desa (MD) Universitas Negeri Malang mengadakan empat kegiatan dalam penanaman TOGA dimulai dari pengecatan botol, pembuatan papan nama tumbuhan dari bambu, pembersihan dan pemeliharaan pada lahan tanaman TOGA dari rumput liar, dan mempersiapkan beberapa bibit Jahe, Stevia, Kemangi, Mint, Seledri, Sereh, Rosella, Telang, Lidah Buaya, dan Rosmeri yang akan ditanami.

Kegiatan kedua proses pembuatan papan nama tumbuhan dari bambu yang berisikan nama ilmiah, nama umum, dan manfaat tumbuhan tersebut. Kemudian menipiskan bambu dan meruncingkan ujung bambu agar bisa tertanam di tanah. Kemudian papan nama tumbuhan di tempel ke bambu yang sudah disiapkan menggunakan paku payung kemudian bambu yang sudah siap di tanam di tanah di tipiskan lagi agar tidak sakit apabila terkena tangan saat dipegang. Tujuan dalam pembuatan papan nama tumbuhan untuk menarik perhatian dan menambah wawasan bagi pembaca.

Selanjutnya Tim Mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka – Membangun Desa (MD) Universitas Negeri Malang melakukan pemeliharaan tanaman TOGA dengan menyiram bibit tanaman dan membersihkan lahan dari rumput liar. Pemeliharaan yang dilakukan dengan baik dan teratur diharapkan tanaman TOGA dapat tumbuh untuk menghasilkan tanaman sehat dan optimal. 

Kegiatan pemberdayaan dan penanaman tanaman TOGA ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan manfaat kepada masyarakat dan pengunjung tempat wisata agar lebih mengetahui tanaman TOGA mempunyai banyak khasiat untuk meringankan gejala seperti demam, batuk, sakit tenggorokan dan masih banyak lagi. Selain itu, TOGA juga sebagai salah satu upaya untuk melestarikan tanaman obat yang mulai langka.

dokpri

dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline