Demak - Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang posko 137 adakan pelatihan kewirausahaan pembuatan hantaran pernikahan bersama ibu-ibu PKK Desa Kembangarum, Mranggen, Demak.
Acara pelatihan tersebut bertempat di Aula Balaidesa Kembangarum, Mranggen, Demak pada Sabtu (05/08/2023).
Dengan diadakannya pelatihan kewirausahaan pembuatan hantaran pernikahan ini, setidaknya bertujuan untuk menambah keterampilan baru untuk ibu-ibu PKK Desa Kembangarum, Mranggen Demak dan juga untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha khususnya pada bidang jasa kerajinan tangan.
Acara yang dihadiri oleh ibu PKK yang berasal dari 64 RT dan terbagi atas 7 RW ini berjalan dengan lancar. Kegiatan PKK desa sendiri merupakan kegiatan yang rutin digelar sebanyak satu bulan sekali pada minggu pertama di hari sabtu.
Susunan acara pelatihan ini sebenarnya sama seperti kegiatan PKK di bulan-bulan sebelumnya, yaitu dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars PKK lalu diikuti dengan pelafalan Pancasila dan Sepuluh Progran PKK secara bersama-sama. Namun, yang menjadi pembeda dari kegiatan PKK di bulan-bulan sebelumnya adalah dengan adanya pelatihan kewirausahaan pembuatan hantaran dari Siti Mudholifah yang juga anggota posko 137 KKN UIN Walisongo Semarang.
Acara pelatihan ini mengharuskan ibu-ibu PKK desa untuk mempraktikkan pembuatan hantaran secara langsung. Selain pelatihan, dari pemateri juga memaparkan kisaran modal yang dikeluarkan dan keuntungan yang akan didapatkan jika ingin membuka usaha ini.
"Harapan saya pelatihan hantaran ini dapat berkelanjutan sebagai bentuk pengimplementasian jiwa yang kreatif, inovatif lebih-lebih dapat sebagai pekerjaan sampingan ibu-ibu rumah tangga dalam mengembangkan wirausaha rumahan yang mudah dikerjakan dirumah masing-masing sehingga bisa balance antara pekerjaan rumah maupun usaha yang dirintis guna menambah pemasukan ekonomi keluarga sehingga kehidupan berkeluarga bisa lebih sejahtera dan makmur." jawab Siti Mudholifah selaku pemateri saat ditanya tentang harapan setelah diadakannya acara ini.
"Acara ini menambah semangat ibu-ibu untuk mengasah keterampilan, karena biasanya ibu-ibu sibuk untuk mengurus anak dan suami. Kapan-kapan acara pelatihan seperti ini mungkin bisa diadakan kembali karena praktiknya membutuhkan waktu yang lama untuk membuat ibu-ibu paham" ujar Ibu Sholihah, salah satu anggota PKK desa sekaligus peserta pelatihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H