Grujugan Lor, 26 Juli 2024 -- Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Jember kelompok 97 mengadakan kegiatan sosialisasi dan masak bersama MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang melibatkan ibu-ibu di Desa Grujugan Lor pada Jumat (26/Juli/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para ibu mengenai pentingnya gizi yang seimbang untuk para balita serta cara mempersiapkan M-PASI yang sehat dan bernutrisi.
Acara dimulai dengan pengisian pre-test mengenai stunting oleh para ibu balita untuk mengetahui seberapa tahu ibu mengenai stunting dan pencegahannya, hasil didapatkan bahwa sebagian ibu balita masih kurang paham. Sesi selanjutnya yaitu sosialisasi yang diberikan oleh Muhammad Wahdha, mahasiswa keperawatan dari Universitas Jember. Dalam sesi ini, Wahdha menjelaskan mengenai definisi, ciri-ciri, dan cara pencegahan stunting.
Disisi lain juga dijelaskan definisi tentang apa itu M-PASI dan juga macam-macam pilihan bahan makanan yang bergizi. Para ibu yang hadir terlihat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi ini. Setelah adanya sosialisasi, kegiatan berlanjut dengan pengisian post-test mengenai stunting dan didapatkan hasil
yang memuaskan, hal ini mengindikasikan bahwa para ibu balita sudah memahami lebih dalam terkait stunting serta pencegahannya.
Ketua Tim KKN, Satrya Sabil Wicaksono menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu dalam memberikan makanan yang bergizi untuk anak-anak mereka. "Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi ibu-ibu di Desa Grujugan Lor, terutama dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak mereka," ujar Satrya.
Setelah sesi sosialisasi, kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan memasak bersama para ibu balita. Kelompok KKN dan ibu-ibu mempraktekkan langsung pembuatan M-PASI dengan menggunakan bahan sekitar, seperti daun kelor yang dimodifikasi dengan bahan mudah didapat. Selain mudah didapat, daun kelor juga sangat kaya akan nutrisi, yang mana dari per 100 gramnya, yaitu vitamin C sebanyak 20 mg, kalium sebesar 1324 mg, vitamin A sebesar 6,78 mg, kalsium sebanyak 440 mg (menurut USDA National Nutrient Database, 2015), dan protein sebesar 6,7% (menurut Augustyn et al., 2017).
Daun kelor juga memiliki banyak kandungan asam amino, antioksidan, dan senyawa anti inflamasi yang baik bagi ketahanan tubuh anak. Dengan banyaknya nutrisi yang terkandung, maka daun kelor menjadi salah satu alternatif yang sangat tepat dalam upaya penanganan stunting.
Dengan besarnya sumber daya dan mudahnya pengolahan makanan dengan berbahan dasar daun kelor, maka pemilihan daun kelor sebagai bahan dasar dalam pembuatan M-PASI akan lebih sesuai dengan target program. Mengingat rendahnya kesadaran dari masyarakat sekitar tentang pentingnya pemberian nutrisi yang baik bagi balita dan ibu hamil, maka tim KKN berusaha memberikan sosialisasi sekaligus demonstrasi terkait manfaat dan mudahnya pengolahan makanan dengan berbahan dasar daun kelor. Harapannya adalah dengan memberikan sosialisasi berisi alternatif yang mudah dijangkau dan diolah, akan meningkatkan kesadaran serta minat dari masyarakat desa untuk lebih memperhatikan nutrisi terhadap balita dan ibu hamil.
Pada pelatihan pembuatan M-PASI bersama masyarakat kali ini, menu yang dipraktikkan adalah mie dan bolu yang berbahan dasar daun kelor serta bahan dengan campuran protein hewani dengan nabati. Para masyarakat yang mengikuti pelatihan pembuatan M-PASI terlihat sangat antusias dan partisipatif dalam proses pembuatan mie dan bolu yang berbahan dasar daun kelor.