Lihat ke Halaman Asli

KKN92UPNVJT

KKN Tematik Kel 92 Desa Wonomerto

Mahasiswa KKNT UPNVJT Kunjungi Pengrajin Barong di Desa Wonomerto

Diperbarui: 8 Juli 2022   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Jombang/29/03/2022 - Selain wisata alam, Desa Wonomerto Kecamatan Wonosalam, juga mempunyai warisan budaya berupa kerajinan yang dibuat oleh warga lokal yang berupa kerajinan barong. Barongan atau Barong, adalah figur dalam mitologi Bali dan Jawa. Penampilannya digambarkan dalam berbagai bentuk samaran seperti binatang, dan yang paling terkenal dan dipuja dari semuanya adalah figur makhluk berkaki empat atau berkaki dua dengan kepala singa.

Kerajinan ukiran kayu barong terbuat dari kayu jati. Kerajinan ini cocok untuk pajangan, hiasan, dekorasi dan mainan anak serta digunakan untuk latihan tari barong. Bagian rahang barong dapat digerakkan membuka dan menutup. Ketika kerajinan ini digunakan untuk sebuah pagelaran kesenian barongan, kelompok kesenian ini semakin menjadi atau mencapai puncaknya, yaitu ketika seluruh senimannya kesurupan. Maka terjadilah kesurupan massal dari para seniman barongan ini. Barong-barong yang terdiri dari jaranan, reog dan bantengan menari semakin menjadi, bahkan ketika di panggung utama ditampilkan musik dangdutan. Tarian oleh barong-barong tersebut seakan digerakkan oleh berbagai roh dari para seniman yang kesurupan

Salah satu pengrajin barong di Desa Wonomerto Kecamatan Wonosalam adalah Bapak Puji. Beliau sudah menekuni profesi sebagai pengrajin barong sejak tahun 2013. Tahun 2013 dan 2014, kerajinan barong ini mulai rame diminati. Dahulu beliau hanya menjual hasil karyanya secara online atau jika ada pesanan saja. Namun, sekarang beliau sudah menyetor ke pengepul yang biasanya dikirim ke daerah Kalimantan dan Sumatera. Untuk penggunaan secara lokal biasanya pada acara di Kediri. Bapak Puji membutuhkan waktu menatah barong sekitar 1 sampai 2 minggu, dan 1 sampai 2 bulan sampai barong siap dijual, tergantung tingkat kesulitan.

Pada wawancara dan kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Pembangunana Nasional Veteran Jawa Timur (UPNVJT) Kelompok 92 yang sedang mengabdi di Desa Wonomerto, beliau mengaku selama covid-19 ini merasakan banyak pengaruh terhadap harga dan penjualan barong. "Pengaruh besar, soalnya harga jualnya jadi turun. Dulu pas masih rame-ramenya itu sampe Rp. 2000.000,00 an, sekarang cuma Rp.1.000.000,00 sampai Rp.1.500.000,00, itu saja sudah susah," tutur beliau .Beliau juga mengungkapkan bahwa saat ini persaingan juga banyak, mulai dari bersaing kreatifitas, bahan baku dan lain-lain.

Untuk pemasarannya sendiri, Bapak Puji hanya menyetorkan kepada pengepul saja. Beliau juga belum memanfaatkan media sosial untuk pemasaran hasil karyanya secara maksimal. Mahasiswa KKNT menawarkan untuk membantu beliau membranding hasil karyanya melalui media sosial. Dengan harapan, barong nya dapat dikenal masyarakat luas, dan meningkatkan penjualan. (K_92)

Penulis : Kelompok 92 KKNT MBKM Universitas Pembangunan Nasioanal "Veteran" Jawa Timur 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) : Kusuma Wardhani Mas'udah, S.Si,  M.Si

Person In Charge (PIC) : Hasri Maghfirotin Nisa. S.Sos




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline