Lihat ke Halaman Asli

kkn77 uinws03

خير النلس

Kuatkan Moderasi Beragama Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gelar Webinar

Diperbarui: 18 November 2021   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Semarang - tantangan moderasi beragama yang semakin hari semakin berat dengan munculnya paham intoleran,  radikalisme,  dan ekstrimisme di tengah masyarakat,  hal ini mendorong kelompok 3 dari KKN UIN Walisongo Semarang , menggelar webinar webinar modererasi beragama dengan tema "Akulturasi Dakwah Walisongo Terhadap Moderasi Beragama" sebagai bentuk upaya memperkuat pemahaman masyarakat terkait konsep agama yang moderat, acara ini di adakan Minggu (17/10/2021).

Dalam webinar yang di ikuti oleh lebih dari 130 peserta dari semua kalangan bain masyarakat umum maupun mahasiswa, dan di hadiri oleh dua narasumber sekaligus yaitu gus abdullah faiz dan gus asif barkoya.

Gus Abdullah faiz dalam webinar menegaskan bahwa melalui peran walisongo yang telah mensyiarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa maka kita harus terus melihat konsep agama yang Rahmatal lil alamin (kasih sayang pagi seluruh umat)  beliau juga mengatakan dengan moderasi beragama dan toleransi beragama adalah pondasi yang paling kokoh untuk membangun kebangsaan dan kemanusian.

Allah menjelaskan dengan pasti lakumdinukum waliyadin yang artinya bagimu agamamu dan bagiku agamaku tanpa mencampurkan konsep ketauhidan di dalam kita bertoleransi mengenai agama ajaran walisongo harus kita analisa bahwa moderasi beragama yang di wariskan kepada kita adalah cara pandang dan memahami bahwa kita dalam beraga jangan sampai saling menyalahkan, saling membedakan,  justru kita harus melindungi hak-hak pemeluk agama,  mewujudkan keamanan dan kedamaian demi kesejahteraan amat beragama, " kata Gus Asif Barkoya.

Gus asif barkoya yang notabenenya adalan santri salaf yang telah bergelut dengan banyak kitab kuning juga kerap mengutip naskah-naskah yang berkaitan moderasi beragama dalam perspektif dunia pesantren, beliau memaparkan di sesi tanya jawab bahwa untuk mengatasi radikalisme,  intoleransi,  dan ekstrimisme harus di hadapi dengan lantang dengan narasi-narasi damai dan moderat di tengah masyarakat,  maka tokoh utama dalam penyampaian ini adalah kita anak muda yang aktif dan jangan sampai bersifat pasif atau acuh terhadap problematika ummat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline