Lihat ke Halaman Asli

KKN KECAMATANMARON

KKN KECAMATAN MARON

KKN Kecamatan Maron Mengembangkan Bundadidem Upaya Pencagahan Stunting

Diperbarui: 28 Agustus 2021   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Probolinggo-Sabtu(12/8/2021)Mahasiswa KKN dari Universitas Panca Marga Probolinggo berupaya untuk dapat mencegah Stunting dengan cara mengembangkan budidaya ikan dan tanaman dalam ember yang disebut Bundadiem. Bundadiem ini merupakan suatu teknik budidaya ikan yang diletakkan didalam ember yang diatasnya ditanami sayuran dengan menggunakan media tanam berupa rockwool. 

Dalam menerapkan bundadiem ini, ada dua asupan gizi yang dapat di peroleh, yaitu protein hewani dari ikan itu sendiri dan sayur-sayurannya. Ikan yang digunakan dalam Bundadiem ini yaitu ikan yang tahan akan kadar oksigen yang rendah, sehingga Peserta KKN Tematik 2021 Kecamatan Maron memilih ikan lele untuk diletakkan didalam ember dan memilih sayuran kangkung untuk di tanam di ember tersebut karena kangkung dirasa lebih cepat pertumbuhannya dan gizinya yang cukup baik untuk pencegahan stunting.

Sebagian besar masyarakat terutama masyarakat pedesaan mungkin belum memahami istilah yang di sebut stunting. Stunting merupakan masalah kurang gizi yang di sebabkan oleh kurangnya asupan gizi untuk anak sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak seperti tinggi badan yang tidak sesuai pada usia anak tersebut (kerdil).

Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa tinggi anak yang tidak sesuai dengan usianya atau lebih pendek merupakan sebuah turunan atau faktor genetik dari kedua orang tuanya. Namun sebenarnya Stunting ini masih dapat di cegah dengan berbagai macam cara, salah satunya yaitu mengkonsumsi asupan gizi yang sehat seperti mengkonsumi protein hewani, sayur-sayuran dan buah-buahan.

Perawatan Bundadiem ini juga sangat mudah sekali, ikan yang berada di dalam ember selama dua hari sekali airnya di ganti dengan air yang baru, ikan di beri makan 2-3 kali sehari, makanan yang diberikan secukupnya saja atau dilihat dari ukuran ikan kecil atau besarnya, Untuk asupan kangkungnya sudah mendapat asupan dari air ikan itu sendiri karena akarnya yang menyatu dengan air ikan dan selalu mengecek kondisi daun kangkung, apabila ada kutu di daun kangkung maka segera dibuang daun atau batangnya karena kangkung akan keriting dan mati.

Langkah-langkah dalam membuat Bundadiem yaitu:

  • Potonglah Rockwool menjadi beberapa bagian dalam bentuk dadu
  • Setelah Rockwool sudah dipotong lalu rockwool di lubangi agar bisa ditanami bibit kangkung
  • Kemudian Rockwool yang sudah dilubangi lalu di siram hingga menyerap ke seluruh permukaan Rockwool
  • Setelah itu Rockwool siap dilakukan penyemaian bibit kangkung
  • Kemudian masukkan ikan lele kedalam ember
  • bibit kangkung yang sudah berumur 5 hari siap dipindahkan ke netpot

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline