Melihat daerah perkotaan, terutama di wilayah perkampungan yang padat penduduk sulit ditemui lahan pekarangan terbuka yang dapat dijadikan sebagai lahan untuk membudidayakan tanaman. Termasuk di Kampung Makam Bergolo yang terletak di Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta. Berada di salah satu sudut kota, Kampung Makam Bergolo memiliki karakteristik wilayah padat penduduk dengan lokasi bangunan yang saling berdekatan sehingga sulit ditemukan lahan kosong yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk bercocok tanam.
Berawal dari kondisi tersebut, maka perlu adanya kesadaran akan lingkungan dengan memperbanyak lahan hijau sebagai upaya menjaga lingkungan bersama. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan lahan yang terbatas sebagai media untuk bercocok tanam adalah dengan membudidayakan tanaman secara vertikultur. Vertikultur adalah pola bercocok tanam yang menggunakan wadah tanam vertikal untuk mengatasi keterbatasan lahan. Budidaya tanaman dengan teknik vertikultur merupakan salah satu teknik bercocok tanam yang banyak diminati oleh masyarakat. Teknik vertikultur tidak hanya mampu sebagai salah satu langkah membudidayakan tanaman, namun juga berfungsi untuk mengatur estetika atau keindahan lingkungan. Penerapan budidaya tanaman dengan teknik vertikultur telah membuahkan hasil di beberapa tempat
Kampung makam bergolo yang terletak di RW 08, Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta masih ada limbah botol plastik cukup banyak ditemukan berserakan tanpa disertai cara pengolahan limbah botol plastik yang benar. Maka, diperlukan suatu upaya untuk mengedukasi warga mengenai pengelolaan limbah botol plastik yang dapat mendatangkan manfaat lain bagi warga. Salah satu yang dapat dilakukan adalah mengubah limbah botol plastik bekas air minum menjadi sebuah media tanam pengganti pot yang dapat disusun secara vertikal sehingga dapat digunakan untuk bercocok tanam dengan teknik vertikultur.
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah sosialisasi dan penyuluhan terhadap warga Kampung makam bergolo tentang budidaya tanaman dengan teknik vertikultur, pembuatan media tanam dengan memanfaatkan limbah botol plastik bekas air minum, penyuluhan tentang benih tanaman yang akan digunakan, lalu dilanjutkan dengan pendampingan cara budidaya tanaman secara vertikultur, dan terakhir melakukan sosialisasi tentang cara perawatan tanaman vertikultur.
Kegiatan Kampung 3G ini dilakukan di Kampung Makam Bergolo tepatnya di RT 01, RW 08 Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta. Kegiatan ini dilakukan bersama ibu-ibu PKK yang ada di RT 01 yang disesuaikan dengan tujuan kelompok 72 KKN UNS memberikan edukasi tentang cara bercocok tanam dengan metode vertikultur menggunakan limbah botol plastik. Keberhasilan program pengabdian yang dilakukan diukur berdasarkan antusiasme peserta dengan indikator jumlah peserta yang ikut serta, lalu melihat dampak setelah program selesai dilakukan dengan melakukan pengamatan bagaimana warga merawat tanaman yang telah selesai ditanam secara vertikultur di salah satu sudut kampung.
Pengabdian masyarakat ini menggunakan metode penyuluhan dan demonstrasi, dan dilakukan dalam tiga tahap yaitu:
- Tahap persiapan, di mana dilakukan persiapan materi, penentuan peserta, serta kesiapan tempat dan peralatan, serta bahan-bahan yang diperlukan.
- Tahap Pelaksanaan, tahap ini melibatkan presentasi dan penyuluhan yang diadakan oleh kelompok 72 KKN UNS, yang kemudian diikuti dengan demonstrasi praktik.
- Tahap evaluasi, yaitu tahap dimana tindak lanjut dari penyuluhan yang telah diberikan dilakukan melalui pendampingan di masyarakat
Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan yaitu, Ibu-ibu PKK Kampung Makam Bergolo menjadi memiliki pengetahuan terkait bagaimana pengolahan sampah dengan baik. Sampah botol plastik bisa dimanfaatkan menjadi media tanam. Program pemanfaatan pekarangan rumah telah menunjukkan beberapa indikasi keberhasilan dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah perubahan sikap positif warga, di mana mayoritas dari mereka yang merupakan nelayan dan pekerja tambang, kini lebih sadar akan pentingnya memanfaatkan pekarangan untuk menanam tanaman sayuran secara vertikultur.
Selain itu, warga juga menunjukkan antusiasme dan kesadaran dalam memanfaatkan lahan pekarangan, serta menyadari pentingnya mengelola limbah botol plastik dengan baik sehingga dapat mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Hasil dari program ini juga terlihat dalam produksi panen tanaman yang lebih bersih dan higienis. Dari sini terlihat bahwa kebutuhan pangan sebenarnya bisa dipenuhi dengan memanfaatkan pekarangan rumah, sehingga berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan efisiensi kebutuhan rumah tangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H