Lihat ke Halaman Asli

Berkunjung ke Rumah Industri Olahan Pembuatan Tape Singkong Khas Desa Klutuk

Diperbarui: 20 Agustus 2024   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi dengan Bapak Pagon selaku pemilik UMKM Tape Singkong khas Desa Klutuk/ kelompok 6 

Klutuk, 9 Agustus 2024 - Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Surabaya melakukan kunjungan ke rumah industri olahan tape milik Bapak Pagon di desa Klutuk, kecamatan Tambakboyo. Kunjungan ini adalah bagian dari program kerja mahasiswa KKN dalam rangka melakukan pemberdayaan ekonomi lokal melalui proses produksi dan cara pemasarannya.

Dalam kunjungan ini, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti secara langsung proses produksi tape yang dikelola oleh Bapak Pagon. Produk ini sudah dikenal luas oleh masyarakat sekitar dan usaha ini sudah berjalan selama 10 tahun dengan sistem penjualan offline dan dapat memesan online melalui Whatsapp untuk reseller. Bapak Pagon juga menjelaskan bahwa penjualan produksi tape ini masih di daerah Tuban saja. 

Selain menjual olahan tape, Bapak Pagon juga menjual jus tape yang diproduksi sendiri dengan harga 5 ribu per botol. Sedangkan harga tape per box 10 ribu. Pengemasan tape masih menggunakan besek yakni untuk mempertahankan ciri khas dari tape itu sendiri

Produk Tape Singkong Khas Klutuk/kelompok 6 

"Kami merasa senang, karena dapat belajar secara langsung dari Bapak Pagon selaku owner dari produk tape ini. Melalui kegiatan ini, kami bisa memahami proses produksi dari awal hingga siap dikemas dan dipasarkan," ujar Ani, selaku ketua kelompok 6.

Bapak Pagon selaku pemilik usaha, menyambut dengan antusias kedatangan  mahasiswa kkn kelompok 6 dan menjelaskan bagaimana tahapan-tahapan dalam proses produksi tape. "Prosesnya tidak terlalu rumit, tetapi butuh ketekunan. Proses pembuatan dimulai dari jam 08.00 WIB sampai jam 11.00 WIB. Singkong yang sudah dikupas kemudian dipotong-potong dan dicuci bersih, setelah itu dikukus dan jika sudah matang ditaburi ragi diatasnya dan ditutup dengan daun pisang. Proses ini memerlukan waktu 2 sampai 3 hari." Ujar Bapak Pagon.

Dalam produksi tape ini, Bapak Pagon membutuhkan 1 kuintal dalam satu hari produksinya. Tape yang diproduksi Bapak Pagon ini alami tanpa bahan pengawet apapun. Tape bisa awet 2 hari dalam suhu ruangan , sedangkan jus tape bisa awet 1-2 hari di suhu ruangan dan bisa awet seminggu di freezer.

Beliau juga berharap kunjungan ini dapat memberikan wawasan dan pengertian baru bagi para mahasiswa tentang potensi usaha mikro di bidang makanan tradisional. "Saya berharap ilmu yang saya bagikan ini bisa bermanfaat, baik untuk para mahasiswa yang sedang belajar maupun untuk pengembangan usaha kecil lainnya," tambahnya.

Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan sinergi antara akademisi dan pelaku UMKM dapat terus terjalin, sehingga dapat bersama-sama memajukan perekonomian lokal di desa klutuk dan sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline