Stunting adalah salah satu masalah status gizi yang dialami pada balita yang ditandai dengan kegagalan pertumbuhan akibat kesehatan dan gizi buruk selama prenatal dan postnatal. Anak yang mengalami stunting memiliki resiko 9 kali lebih tinggi terhadap nilai IQ yang dibawah rata-rata dibandingkan anak yang tumbuh dengan normal.
Stunting banyak dipengaruhi dari beberapa faktor, seperti faktor asupan gizi dan keadaan penyakit infeksi. Asupan gizi yang buruk, maka akan berakibat juga pada sistem imunitas dan berunjung pada permasalahan gizi. Secara tidak langsung permasalahan gizi yang kurang baik bisa dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan pangan, sanitasi dan pelayanan kesehatan.
Pola asuh yang buruk dapat mengakibatkan kemungkinan balita lahir stunting, karena bisa memberikan dampak pada permasalahan gizi yang menjadi salah satu faktor terjadinya stunting. Pola asuh ini meliputi kemampuan keluarga dalam memberikan waktu kepada anak, perhatian dalam memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan mental dari masa pertumbuhan anak.
Kejadian stunting pada umur anak 24-59 bulan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap praktik kebersihan, sanitasi lingkungan dan dalam memanfaatkan layanan kesehatan yang ada oleh orang tua dan orang yang terlibat dalam pengasuhan anak. Teteapi masih banyak orang yang belum mengetahui bahwa pola asuh yang digunakan akan berpengaruh dalam kejadian stunting.
Maka dari itu, kami tim pengabdian masyarakat melakukan edukasi tentang hubungan pola asuh dengan kejadian stunting, yang mana diharapkan setelah dilakukan edukasi ini orang-orang akan lebih peduli lagi dengan pola asuh yang digunakan sehingga dapat menurunkan kejadian stunting.
Kegiatan edukasi mengenai pola asuh dilakukan di desa Karya Makmur, kecamatan Tabukan. Kegiatan ini dilakukan pada minggu ke-4 dihari rabu tanggal 24 Agustus 2022 dengan sasaran kader PKK desa Karya Makmur pada jam 09.30-11.30. Tetepi dalam pelaksanaan kegiatan ini kader PKK yang dapat berhadir hanya berjumlah 9 orang dari jumlah kader PKK yang ada.
Kemungkinan ketidakhadiran kader diakibatkan karena adanya keperluan lain sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan ini. Sehingga, tidak semua kader mendapatkan penyampaian materi tentang pola asuh ini dan ini juga menjadi tantangan bagi kader yang berhadir untuk menyampaikan informasi yang ada agar semua kader memahami pentingnya pola asuh dalam menekan angka kejadian stunting.
Kegiatan ini, diawali dengan dilakukannya registrasi peserta, setelah itu dilakukan pre-test yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dari kader PKK mengenai hubungan pola suh dengan stunting. Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai hubungan pola asuh oleh tim pengabdian masyarakat desa Karya Makmur.
Pemberian materi ini juga dibarengi dengan sesi tanya jawab dan sharing antar kader dengan tim pengabdian masyarakat. Setelah pemberian materi dan sharing dilakukan, dilanjutkan dengan evaluasi kembali atau post-test dengan soal yang sama seperti pre-test untuk mengukur sejauh mana pemahaman kader setelah diberikannya materi.