Lihat ke Halaman Asli

KKN SIDOMULYO21

MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Mahasiswa KKN UM Selenggarakan Sosialisasi dan Penyuluhan Penyakit DBD di Desa Sidomulyo

Diperbarui: 20 Juli 2021   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc. Penulis

Mahasiswa KKN Pulang Kampung Universitas Negeri Malang yang berlokasi di Desa Sidomulyo Kecamatan Wates Kabupaten Kediri melakukan kegiatan sosialisasi dan penyuluhani kepada warga desa Sidomulyo terkait kewaspadaan masyarakat mengenai penyakit DBD di masa Pandemi COVID-19. 

Pada bulan Juni ini dimana mendekati musim penghujan yang biasanya berlangsung selama bulan oktober sampai april sering kali demam berdarah menjadi wabah. Sebab, selama hujan turun terdapat banyak genangan air yang merupakan breeding place dari seekor nyamuk. 

Oleh sebab itu, di musim hujan biasanya dilakukan berbagai pencegahan agar penyebaran virus demam berdarah tidak merajalela terutama di masa Pandemi COVID-19. 

Oleh karena itu perlu dilakukan sosialiasi DBD guna meningkatkan kewaspadaan warga desa Sidomulyo sebelum memasuki musim penghujan. Sosialiasi ini dilaksanakan di Ruang Pertemuan Balai Desa Sidomulyo pada Rabu, 30 Juni 2021.

Penyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti yang memiliki ciri-ciri berwarna hitam dengan loreng putih pada seluruh tubuh, memiliki jarak terbang setinggi 100 meter, menyukai tempat yang lembab dan gelap, hinggap di benda yang tergantung, jentik selalu bergerak aktif di air dari bawah ke atas secara berulang, aktif menggigit pada pagi hari pukul 09.00-10.00 dan sore pada pukul 16.00-17.00, dan lebih senang bersarang di air yang bersih yang dibiarkan tergenang. 

Langkah pencegahan dengan melakukan 3M+, yakni menguras penampungan air bersih atau mengeringkan genangan air, menutup kolam atau wadah penampungan air dan mengubur barang bekas atau mendaur ulang limbah bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk dan melakukan kegiatan tambahan yaitu memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan obat pengusir nyamuk, tidak menggantungkan pakaian di dalam kamar, menaburkan bubuk larvasida pada penampungan air, dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.

Di masa pandemi ini kita menjalani kebijakan pengaturan waktu kerja, penggiliran hari kerja, pergantian hari berkantor, dan bisa bekerja dari rumah atau work from home, memberikan kita waktu untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan lingkungan sekitar rumah kita. Gejala awal DBD ditandai dengan badan yang lemah dan lesu, sering terasa nyeri di ulu hati, timbul bintik -- bintik merah pada kulit dan mendadak panas tinggi selama 2-7 hari. 

Selanjutnya gejala lanjut DBD kadang terjadi pendarahan di bawah kulit atau hidung, terjadi muntah atau berak darah, dan jika penderita sudah parah, penderita akan merasa gelisah, tangan dan kaki dingin serta berkeringat. Dikarenakan belum ada obat spesifik untuk melawan DBD. Pemberian obat hanya ditujukan untuk mengurangi gejalanya, misalnya demam, nyerinya, serta mencegah komplikasi. Selain itu, penderita DBD dianjurkan untuk banyak istirahat dan cukup minum agar tidak mengalami dehidrasi.

Penyuluhan pemberian edukasi terkait kewaspadaan masyarakat dengan penyakit DBD diharapkan mampu mengurangi kejadian terjadinya penyakit DBD pada musim penghujan di masa pandemic COVID-19.

Penulis : Adityo Pratikto

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline