Lihat ke Halaman Asli

Rayhandi Irgy

Freelancer

Inovasi Limbah Kulit Semangka sebagai Manisan - KKN 62 Kolaboratif

Diperbarui: 23 Agustus 2022   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Desa Mayang merupakan salah satu desa di Kecamatan Mayang yang terletak di sebelah timur Kabupaten Jember, yang sebagian besar merupakan daerah pedesaan. Jumlah penduduk pada tahun 2020 tercatat sebanyak 10.553 jiwa, terdiri atas laki-laki 5.204  jiwa dan perempuan 5.349 jiwa. 

Potensi ekonomi unggulan Desa Mayang adalah bidang perkebunan, pertanian, dan peternak. Potensi ini didukung oleh data luas lahan pertanian produktif sebesar 437 hektar, yang didominasi oleh lahan untuk padi dan edamame. Disamping komoditas padi dan edamame, salah satu hasil pertanian yang dimiliki oleh Desa Mayang adalah semangka.

Salah satu perkebunan semangka ini berada di Dusun Tegalgusi Desa Mayang, yang menjadi salah satu komoditas tahunan. Petani semangka menanam buah semangka hanya untuk dimanfaatkan biji semangka, yang mana biji tersebut akan dikirimkan ke PT untuk pembibitan. 

Sedangkan daging buah semangka dan kulitnya dibuang atau tidak dimanfaatkan. Satu kali panen semangka dapat menghasilkan kurang lebih 1 Ton. Hal ini menjadi salah satu perhatian penting mahasiswa KKN 62 Kolaboratif Desa Mayang untuk dapat menciptakan inovasi baru dan dapat dijadikan salah satu peluang usaha baru.

Mahasiswa KKN 62 Kolaboratif Desa Mayang, mengusulkan ide untuk membuat manisan dari kulit semangka. Ide tersebut didasari oleh jangkauan minat konsumen yaitu manisan tersebut yang tidak memandang batasan usia, tua muda dapat merasakannya. Produk ini memiliki perlindungan oleh tokoh masyarakat, Remas, dan Pemerintah Desa.

Setelah pencetusan ide tersebut, langkah selanjutnya yaitu mencari resep pembuatan manisan tersebut. Pertama kali membuat, takaran dan rasa yang dihasilkan masih belum sesuai, dimana manisan tersebut masih terlalu manis dan belum memiliki aroma yang menggugah selera. 

Kemudian dilanjutkan dengan percobaan kedua yaitu dengan resep yang masih sama tetapi dengan mengurangi jumlah gula yang dipakai serta menambahkan aroma pandan dan sedikit perasan jeruk nipis. 

Kekurangan pada percobaan pertama yaitu aroma yang dominan dari manisan tersebut adalah aroma matahari karena proses penjemuran yang langsung di bawah sinar matahari, sehingga pada percobaan kedua ini penjemuran tidak dilakukan langsung di bawah sinar matahari dan penghilangan kadar air dalam manisan tersebut dibantu dengan oven.

Setelah produk tersebut jadi, kami meminta pendapat dari warga sekitar khususnya ibu-ibu terkait rasa dan tampilan produk. Respon ibu-ibu masyarakat Dusun Tegalgusi cukup positif dan menyatakan rasanya "Enak" dan pas. 

Adapun nama dari produk kami adalah manisan "Gusi-Gusi". Nama ini diambil dari salah satu nama Dusun di Desa Mayang yaitu Dusun Tegal Gusi yang mana merupakan satu-satunya Dusun di Desa Mayang yang memiliki perkebunan semangkan.

Dokpri

Setelah itu, diadakan penyuluhan kepada masyarakat secara umum (Selasa, 23 Agustus 2022) untuk menyampaikan resep produk dan ide dari mahasiswa KKN 62 Kolaboratif Desa Mayang, dengan harapan mampu memberikan sumbangsih peluang usaha dan pembukaan lapangan pekerjaan baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline