Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN Rowokembu Membuat Program Edukasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik di Kampung Widasari, Limbangan

Diperbarui: 21 November 2024   06:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi tim / pemanfaatan dan pengelolaan sampah 

Pada tanggal 16 November 2024, bertempat di Rumah Pak Kades Kampung Widasari, Kecamatan Limbangan, telah dilaksanakan kegiatan Edukasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik yang mengadopsi pendekatan Participatory Action Research (PAR). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah, sekaligus memberikan keterampilan praktis dalam memanfaatkan sampah menjadi produk yang bernilai guna. Acara ini dihadiri oleh warga Kampung Widasari, perwakilan perangkat desa, Ibu-ibu PKK, serta fasilitator dari Pramuka Racana UIN dan pemateri dari Bu Fitri selaku Bu Lurah Desa Rowokembu

Kegiatan dimulai dengan sesi edukasi mengenai perbedaan sampah organik dan anorganik, serta dampaknya terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Peserta juga diajarkan pentingnya pemisahan sampah sejak dari rumah tangga sebagai langkah awal pengelolaan yang efektif. Dalam sesi berikutnya, peserta diperkenalkan dengan teknik pembuatan eco enzim dari limbah organik, seperti kulit buah dan sisa sayuran. Proses pembuatan eco enzim, yang melibatkan fermentasi dengan gula merah dan air selama tiga bulan, didemonstrasikan langsung oleh fasilitator. Produk ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pembersih rumah tangga, pupuk cair, dan penjernih air.

Selain itu, masyarakat juga mendapatkan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari sampah organik rumah tangga. Teknik pembuatan melibatkan bahan-bahan sederhana seperti daun kering, sampah dapur, dan aktivator mikroorganisme. Para peserta diberi pemahaman mengenai manfaat kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah, khususnya di pekarangan rumah. Sesi berikutnya difokuskan pada pemanfaatan sampah plastik kresek untuk membuat tas daur ulang. Demonstrasi dilakukan dengan menunjukkan proses menjahit dan menganyam kantong plastik bekas menjadi tas bernilai ekonomis. Kegiatan ini juga disertai diskusi mengenai potensi pengembangan tas kresek sebagai usaha mikro.

Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan kesadaran peserta tentang pentingnya pengelolaan sampah secara mandiri. Sebagai tindak lanjut, disepakati pembentukan kelompok kerja di tingkat RT yang akan mengelola sampah secara kolektif, dengan pendampingan dari fasilitator selama tiga bulan ke depan.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan penyusunan rencana implementasi di masing-masing lingkungan. Demikian berita acara ini dibuat untuk mendokumentasikan jalannya kegiatan dan harapannya semoga dengan adanya sosialisasi tersebut dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap sampah yang tersedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline