Sambik Elen, Lombok Utara - Sudah hampir 2 (dua) tahun penyebaran virus COVID-19 tidak kunjung usai. Dampak pandemi ini merambah ke berbagai aspek, salah satunya adalah pada bidang perekonomian.
Di saat seperti sekarang ini, di tengah pandemi yang melanda seluruh dunia, telah dirasakan dampak perubahan yang cukup besar, baik dalam segi perekonomian maupun pola hidup masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan solusi nyata untuk meningkatkan perekonomian serta pola hidup yang baik bagi masyarakat, yakni salah satunya adalah dengan kegiatan bercocok tanam tanaman hortikultura.
Melihat kondisi pandemi di Indonesia yang juga semakin parah, kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram (Unram) di Desa Sambik Elen mengajak masyakarat Dusun Lenggorong, Desa Sambik Elen, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah sebagai tempat budidaya tanaman hortikultura.
Adapun dalam kegiatan ini, kelompok KKN dibantu oleh pemuda-pemuda Dusun Lenggorong, karena diperlukannya sistem kerja yang tepat dan tersusun rapi agar proses penanaman hingga panen dapat dimaksimalkan, mulai dari penyusunan kerangka kerja, pembibitan, penyiapan tempat penanaman, pelatihan pembuatan pupuk organik hingga sosialisasi nilai ekonomi dari tanaman hortikultura.
Dok. pribadi
Beberapa tanaman hortikultura yang dibudidayakan di antaranya adalah pakcoy, sawi hijau, bayam hijau, selada hijau, terong mol, dan cabai. Adapun untuk memanfaatkan pekarangan rumah warga dan mengatasi minimnya air pada musim kemarau di Desa Sambik Elen, kelompok KKN Unram menggunakan teknik menanam vertikultur dengan media polybag.
Teknik menanam vertikultur sendiri merupakan teknik bercocok tanam dengan tujuan pemanfaatan lahan sempit atau terbatas agar lebih efektif. Jika menggunakan teknik ini, 20 hingga 30 tanaman bisa ditanam pada lahan yang hanya berukuran 50x50cm saja. Cara ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan warga Dusun Lenggorong serta dapat mengatasi permasalahan pangan di Desa Sambik Elen.
Dok. pribadi