Lihat ke Halaman Asli

KKN Kolaboratif75

KKN Kolaborasi kelompok 75

Profil Desa Cangkring

Diperbarui: 16 Agustus 2024   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kantor Desa Cangkring

Desa Cangkring merupakan salah satu dari 8 Desa di Wilayah Kecamatan Jenggawah yang terletak 3 km ke arah barat laut kota kecamatan. Desa Cangkring memiliki luas wilayah sekitar 885,231 Ha. Desa ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 23,983 jiwa yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Desa Cangkring membawahi 5 dusun yang terdiri dari 27 RW. Kelima dusun tersebut yaitu Curahrejo, Cangkring Baru, Jatirejo, Krajan, dan Darungan.

Konon menurut cerita Desa Cangkring merupakan hamparan yang luas dan terdapat beberapa tanah yang menggunung, akan tetapi tidak terlalu tinggi layaknya pegunungan, hanya merupakan bukit-bukit kecil. Pada mulanya hanya sekelompok penduduk yang bermukim di wilayah ini, untuk bertahan melangsungkan kehidupannya. Lambat laun mereka beranak pinak dan ada pula pendatang-pendatang yang turut bertahan hidup di wilayah ini, sehingga menuntut adanya aturan yang formal layaknya pemerintahan, sehingga terbentuklah sebuah desa dengan nama Desa Cangkring.

Perspektif budaya masyarakat di Desa Cangkring dipengaruhi oleh budaya Jawa dan budaya Madura. Tradisi-tradisi budaya Jawa dan Madura banyak berpengaruh dalam ritual-ritual keagamaan ataupun ritual-ritual lainnya. Tradisi adat Jawa dipadukan dengan ritual agama, masih tetap dipegang. Tradisi ini dilakukan selain sebagai kepercayaan yang masih diyakini sekaligus digunakan sebagai sarana untuk bersosialisasi dan berinteraksi dimasyarakat. Contoh nyata yang masih dapat dilihat sampai saat ini yaitu adanya acara kirim Do'a (tahlilan) bagi orang yang meninggal dengan sebutan loktelok, tokpettok, pakpolo, nyatos, dan nyebuh dll.

Tradisi adat yang lainnya juga masih digunakan dalam acara ritual lainnya seperti dalam acara di bulan-bulan islam adalah acara yang dilakukan dalam bulan syafar dengan membuat tajen sapar, bulan muharram/suro dengan membuat tajen sorah. Belesen yang di yakini sebagai nageh bulan tepat pada tanggal 11 pada bulan- bulan islam. Kesenian Tradisional yang merupakan warisan budaya masih di sebagian masyarakat diminati sangat tinggi pada masyarakat Desa Cangkring. Maka perlu dikembangkan lagi agar Kesenian Tradisional dapat lebih dipertahankan, misalnya Seni Hadrah, al Jiduri, sambroh, serta kesenian lainnya agar tidak tergerus oleh tradisi dunia luar dari generasi muda terhadap kesenian tradisional (daerah), serta perlu adanya perhatian dan pembinaan dari pihak pemerintah terkait. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline