Lihat ke Halaman Asli

Penyuluhan Peran Remaja dalam Program PUP Melalui Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja untuk Cegah Stunting

Diperbarui: 13 Februari 2023   09:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

UNIPMA, KKN-T 2023 -- Perjalanan BKKBN dari tahun ke tahun selalu mengalami transformasi dalam upayanya untuk selalu dekat dengan remaja dan keluarga muda Indonesia. Upaya ini tidak semata merupakan ajang formalitas sebagai sebuah lembaga pemerintah saja, tetapi ada tujuan-tujuan mulia di dalamnya, antara lain yaitu (1) menurunkan angka kelahiran total, (2) meningkatkan prevalensi pemakaian kontrasepsi, (3) menurunkan angka ber-KB yang tidak terpenuhi, (4) meningkatkan Indeks Pembangunan Keluarga (IPK), dan (5) menurunkan angka kelahiran di usia muda. Hingga kemudian pada dewasa ini, melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 72 Tahun 2021, BKKBN mengemban amanah baru sebagai pemegang kendali percepatan penurunan stunting di Indonesia. Namun, tentu saja BKKBN tidak akan bekerja sendirian; BKKBN memiliki kader di seluruh penjuru Nusantara hingga mitra kerja yang multipihak, salah satunya yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas PGRI Madiun (Universitas PGRI Madiun) di Jawa Timur. Dari kerja sama tersebut lahirlah sebuah program yang diberi nama KKN-T BKKBN atau Bangga Kencana.

Dalam prosesnya, kelompok mahasiswa yang terpilih untuk menjalankan program KKN-T BKKBN Tahun 2023 diharapkan turut berperan dalam usaha mengurangi angka stunting di Desa KKN melalui program-program kerja yang dilakukan sehingga dapat memberdayakan masyarakat sekitar.

Bagaimana Kondisi Stunting di Madiun?

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting di Auditorium BKKBN Perdanakusuma Jakarta (25/1/2023) mengatakan bahwa angka stunting di Indonesia mengalami penurunan dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. Dikatakan pula bahwa angka penurunan tersebut didasarkan pada hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022.

Di tempat yang berbeda---dengan mengacu pada hasil survei yang diumumkan oleh Kemenkes---Pemerintah Kota Madiun (dikutip dari Antaranews.com) menyampaikan telah berhasil menurunkan kasus anak yang mengalami stunting di wilayahnya dari 12,4% menjadi 9,7% di akhir tahun 2022.

Kondisi terkini di Desa Gandul, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun---salah satu wilayah sasaran KKN-T BKKBN UNIPMA Tahun 2023---berdasarkan data yang diperoleh dari Bidan Desa dan Kader Posyandu, hingga Januari 2023 ditemukan sebanyak 19 kasus stunting pada balita. Selain itu, ditemukan pula kondisi lain yang dapat berisiko menjadi penyumbang kasus stunting di masa mendatang, yakni adanya ibu hamil sebanyak 17 orang, calon pengantin sebanyak 2 orang, dan remaja sebanyak 132 orang. Terlebih, mereka-mereka ini belum memiliki wawasan yang cukup mengenai stunting. Karena itulah, mahasiswa KKN-T BKKBN UNIPMA Tahun 2023, hadir untuk membantu menyalurkan pengetahuan-pengetahuan yang diharapkan dapat mengurangi sekaligus mencegah timbulnya kasus stunting di Desa Gandul di masa mendatang.

Lantas, Apa Hubungan Antara Remaja, Stunting, dan Bonus Demografi?

Sebagai permulaan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan jumlah pemuda atau remaja di Indonesia diperkirakan sebanyak 65,82 juta penduduk pada 2022, jumlah yang setara dengan 24% dari total penduduk di tanah air sepanjang tahun tersebut. Dengan kata lain, usia muda adalah kelompok yang mendominasi penduduk Indonesia. Desa Gandul sendiri hingga Januari 2023 mencatatkan jumlah remaja di wilayahnya sebanyak 132 orang.

Apabila kita coba kaitkan dengan bonus demografi yang puncaknya akan terjadi antara tahun 2028-2031, maka itu berarti bahwa para remaja saat ini merupakan aktor pembangunan pada masa bonus demografi, yang selanjutnya memasuki fase berkeluarga---menjadi pasangan dan orang tua---yang diharapkan melahirkan generasi-generasi berkualitas.

Melahirkan generasi yang berkualitas tentu saja merupakan PR yang tidak sederhana bagi para calon orang tua; dibutuhkan persiapan yang benar-benar matang sebagai upaya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan---sebagaimana isu nasional yang tengah bergema---yakni melahirkan anak dengan kekurangan gizi (stunting).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline