Lihat ke Halaman Asli

Tim UNNES GIAT 5 Desa Wonokromo Wujudkan Desa Penggerak Pancasila Melalui

Diperbarui: 28 Agustus 2023   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Kegiatan Sekolah Toleransi di SMP Plus Al Kholiliy, Desa Wonokromo, Kecamatan Comal, Pemalang). sumber: Dokumentasi Pribadi

Desa Penggerak Pancasila merupakan tema yang didapatkan oleh mahasiswa UNNES Giat 5 yang berlokasi di Desa Wonokromo, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang. Dalam pelaksanaan tema Desa Penggerak Pancasila tersebut, salah satu program kerja yang dijalankan ialah Sekolah Toleransi. Tujuan kegiatan Sekolah Toleransi adalah untuk mengajarkan rasa persatuan dan kesatuan di antara keberagaman yang ada di Indonesia maupun di sekitar siswa. Pada hari Kamis, 20 Juli 2023 merupakan kesempatan pertama mahasiswa UNNES Giat 5 mengisi kegiatan Sekolah Toleransi yang merangkap dalam acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMP Plus Al Kholiliy.

Kegiatan Sekolah Toleransi tidak hanya diperuntukkan untuk kelas tujuh saja, melainkan mencakup kelas delapan dan sembilan juga. Pertama, mahasiswa melakukan perkenalan dengan siswa dan beberapa siswa pun ada yang memperkenalkan dirinya masing-masing. Kegiatan selanjutnya adalah pengenalan apa yang dimaksud dengan sekolah toleransi. Salah satu siswa memahami bahwa sekolah toleransi merupakan tempat untuk saling menghargai satu sama lain. Para siswa pun bisa menyebutkan contoh perbedaan yang ada di Indonesia seperti perbedaan agama, suku bangsa, bahasa, adat istiadat, dan sebagainya.

Selain menyasar jenjang SMP, Sekolah Toleransi ini juga ditujukan kepada siswa-siswi yang bersekolah di SD 1 Wonokromo, SD 2 Wonokromo, dan SD 4 Wonokromo. Materi yang diberikan masih sama mengenai sikap toleransi terhadap perbedaan sehingga mampu menguatkan persatuan. Adanya kegiatan Sekolah Toleransi juga ditujukan untuk meminimalisir tindakan bullying, yang mana tindakan tersebut berpeluang muncul karena kurangnya pemahaman tentang keanekaragaman yang ada. Respon siswa-siswi sangat antusias, mereka semangat menjelaskan sikap-sikap toleransi apa saja yang telah dilakukan. Misalnya saja seperti menghargai pendapat yang berbeda saat menentukan struktur organisasi kelas, menghormati teman yang berbeda agama, dan lainnya.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pihak sekolah memberikan sambutan positif dan juga hangat mengenai kegiatan Sekolah Toleransi yang dilaksanakan. "Kami berharap setelah dilakukannya sekolah toleransi ini, siswa-siswi bisa lebih paham lagi tentang sikap toleransi itu sendiri seperti apa. Bukan hanya sebatas dipahami saja, tetapi bagaimana diterapkan dan dipertahankan dalam kehidupan sehari-harinya," kata Ibu Nanik, selaku wakil kesiswaan SMP Plus Al Kholiliy (20/07/2023). Tentunya, kami dari mahasiswa UNNES Giat 5 pun memiliki harapan bahwa apa yang telah disampaikan memberikan dampak positif dan bermanfaat bagi semuanya.

#BersamaUnnesGiat, membangun Indonesia dari Desa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline