Lihat ke Halaman Asli

KKN 38UTM

Universitas Trunojoyo Madura

LPPM UTM-Mahasiswa KKN 38 Pasongsongan Memanfaatan Lahan Pekarangan (Permakultur)

Diperbarui: 27 Juli 2024   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto bersama masyarakat setelah selesai kegiatan sosialisasi permakultur/dokpri

Desa Pasongsongan Dsn Morassen Kabupaten Sumenep, baru saja memulai langkah awal menuju perubahan yang menjanjikan. Kemarin, mahasiswa KKN kelompok 38 bersama warga setempat memulai program permakultur yang inovatif, memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah penduduk untuk ditanami berbagai jenis sayuran.

Meski baru sehari berlalu, semangat dan antusiasme sudah terlihat jelas di wajah para warga dan mahasiswa KKN. Pekarangan dan lahan kosong di Desa Pasongsongan kini mulai dipersiapkan untuk menjadi kebun sayur yang produktif. Rencana penanaman sawi, cabai, terong, dan tomat telah disusun dengan cermat, menjanjikan pemandangan hijau yang akan segera menghiasi desa ini.

Program ini merupakan hasil diskusi dan perencanaan bersama antara mahasiswa KKN kelompok 38 dan warga Pasongsongan. Para mahasiswa memperkenalkan konsep permakultur dan manfaatnya, sementara warga menyambut dengan antusias, siap untuk belajar dan berpartisipasi aktif.

Meski masih dalam tahap awal, potensi manfaat dari program ini sudah dapat dirasakan. Warga terlihat bersemangat mempelajari teknik-teknik baru dalam bercocok tanam, sementara mahasiswa KKN mendapat kesempatan untuk menerapkan ilmu mereka dalam konteks nyata di masyarakat.

Hari pertama program ini diisi dengan kegiatan persiapan lahan dan sosialisasi yang telah berlangsung pada tanggal (11/07/2024). Mahasiswa KKN memberikan penjelasan tentang prinsip-prinsip dasar permakultur, teknik pengolahan tanah, dan pemilihan tanaman yang sesuai. Warga, dengan penuh semangat, mulai membersihkan lahan-lahan kosong di sekitar rumah mereka.

Meski baru dimulai, program permakultur ini sudah menunjukkan potensi untuk menjadi katalis perubahan positif di Desa Pasongsongan. Tidak hanya berpotensi meningkatkan ketahanan pangan keluarga di masa depan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antar warga dan mahasiswa KKN.

Ke depannya, mahasiswa KKN kelompok 38 dan warga Desa Pasongsongan berencana untuk terus mengembangkan program ini. Mereka akan belajar bersama tentang pembuatan kompos, teknik penanaman yang efektif, dan pengendalian hama secara alami.

bibit tanaman tomat, sawi, cabai, dan terong /dokpri

Program permakultur yang baru dimulai ini menjadi bukti nyata semangat pengabdian mahasiswa dan keterbukaan masyarakat terhadap ide-ide baru. Meski masih di tahap awal, inisiatif ini sudah menanamkan benih perubahan yang diharapkan akan tumbuh menjadi gerakan yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi Desa Pasongsongan.

Dengan semangat gotong royong dan kesediaan untuk belajar, Desa Pasongsongan kini berada di ambang transformasi menjadi desa yang lebih hijau, produktif, dan mandiri pangan. Meski baru sehari berlalu, langkah pertama ini sudah membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi desa dan warganya.

Penulis: Iza Zahtya Rahma Putri Hariono, Fara Nur Fajrin, Fachrul Risa Suni dan Rizal Abdillah Nuriansyah

DPL: Dr. Askur Rahman, STP., M.P.

Editor: Fara Nur Fajrin dan Iza Zahtya Rahma Putri Hariono




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline