Curah Cottok, Situbondo (20/08/2022) - Lima tahun lalu, Wisata Bukit CIP (Cottok Innovation Park) yang berlokasi di Desa Curah Cottok, Kabupaten Situbondo ini hanya berupa lahan yang penuh dengan tanah padas. Jauh dari kata hijau dan asri, lahan tersebut tak ditumbuhi pohon atau tanaman lain. Digunakan hanya sebagai tempat untuk menggembala hewan ternak seperti kambing atau sapi.
Wilayah perbukitan yang dahulu tandus kini ditransformasi menjadi destinasi wisata berupa eduwisata, namun adanya potensi yang melimpah pada akhirnya CIP juga merambah pada bidang agrowisata.. 2019 awal menjadi tahun di mana wilayah perbukitan ini diresmikan menjadi destinasi wisata. Satu dari banyaknya faktor yang menjadikan transformasi ini terwujud adalah kesadaran masyarakat desa untuk berkembang menuju desa mandiri serta mengoptimalkan potensi alam dan tipografi. Dinamika yang hadir pun turut diupayakan dalam penanganannya, sebagaimana ketika industri wisata terkendala selama pandemi, hal ini turut dirasakan oleh Desa Curah Cottok dan pengelola Wisata Bukit CIP. Hambatan tersebut berimplikasi pada operasional dan kondisi destinasi wisata, menyebabkan beberapa fasilitas dan area yang memerlukan pembenahan kembali.
Meninjau permasalahan tersebut, KKN 388 UMD bersama perangkat dan masyarakat Desa Curah Cottok melaksanakan kegiatan reboisasi dengan fokus penghijauan kembali di Wisata Bukit CIP. Reboisasi yang dilakukan berupa penanaman bibit pohon dengan tujuan memulihkan lahan yang tandus dan kosong dengan penanaman tambahan pada beberapa titik lokasi tertentu, serta untuk meningkatkan kuantitas jenis perkebunan pada agrowisata. Di samping tujuan pada orientasi wisata, penanaman pohon ini turut ditujukan sebagai bentuk penyeimbang karbon yang efektif.
Dengan berkolaborasi bersama Cabang Dinas Kehutanan Jember dan Dinas Lingkungan Hidup Situbondo, KKN 388 UMD berinisiasi dalam pengusulan kegiatan reboisasi di Wisata Bukit CIP dan memperoleh dukungan materil sekitar 2500 bibit pohon beragam jenis. Bibit-bibit tersebut di antaranya meliputi bibit pohon tabibuya, bunga kupu-kupu, jambu, sirsak, glodokan, jati, nangka, durian, dan alpukat. Sebagian dari bibit-bibit, khususnya bibit tanaman buah akan dikelompokkan menjadi perkebunan baru untuk agrowisata di Wisata Bukit CIP.
Walaupun sebelumnya sudah terdapat sejumlah perkebunan seperti anggur, mangga, kelengkeng, kegiatan reboisasi ini turut diusung guna menciptakan agrowisata yang berkelanjutan dengan peningkatkan varietas perkebunan.
Sementara bibit lainnya ditanam untuk pengasrian dan penghijauan di wilayah Wisata Bukit CIP. Membangun dan mepertahankan lingkungan adalah salah satu cara terpenting yang dapat kita lakukan untuk membantu melestarikan planet ini bagi generasi mendatang. Tidak hanya membantu menghilangkan karbon dari atmosfer, tetapi juga memungkinkan spesies tumbuhan beregenerasi. Keindahan alam yang ditawarkan di Wisata Bukit CIP turut beriringan dengan kepedulian terhadap keanekaragaman hayati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H