Pada Desa Klabang, tepatnya Dusun Krajan, terdapat Pabrik Tahu yang telah melakukan distribusi hingga keluar wilayah Desa Klabang. Dari proses pembuatan tahu, pabrik tahu juga menghasilkan limbah cair dan padat atau ampas tahu. Ampas tahu dimanfaatkan sebagai pakan ternak oleh pemilik pabrik. Namun, pihak pabrik belum memanfaatkan limbah cair secara baik, yaitu dengan mengalirkan limbah cair secara langsung ke irigasi sawah. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar petani beranggapan bahwa limbah cair tahu memiliki nutrisi yang cukup baik untuk tanaman padi. Nyatanya secara tidak langsung limbah cair yang mengandung cuka dengan zat asam dapat merubah pH tanah dan nantinya dapat membunuh tumbuhan secara perlahan.
Berdasarkan informasi yang didapat, kelompok KKN UMD 37 berinisiatif untuk mengolah limbah cair tahu menjadi Pupuk Organik Cair (POC). Pembuatan POC dimulai dengan penambahan EM4 10ml/1lt serta air kelapa pada limbah cair tahu, kemudian cairan POC didiamkan selama 14 hari.
Pada pelaksanaan program ini, kami menggandeng ketua kelompok tani Desa Klabang dengan menyalurkan sampel dan brosur yang berisi cara pembuatan, cara penggunaan, serta kandungan dan contoh hasil setelah pemakaian Pupuk Organik Cair dari Limbah Cair Tahu. Saat penyaluran Pupuk Cair Organik dari Limbah Tahu, para Ketua Kelompok Tani terlihat antusias dimana mereka turut aktif bertanya tentang bagaimana cara pemakaian, cara pembuatan, dan manfaat Pupuk Cair Organik dari Limbah Tahu. Terlebih pertanyaan-pertanyaan seperti dapatkah Pupuk Cair Organik dari Limbah Tahu diaplikasikan pada semua tanaman dan dikolaborasikan dengan herbisida.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H