Lihat ke Halaman Asli

KKN Jambewungu368

Mahasiswa KKN UNEJ

Mahasiswa KKN 368 UNEJ dalam Membantu Pengoptimalan Hasil Produksi Pertanian di Jambewungu Bondowoso

Diperbarui: 7 Agustus 2022   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

dokpri

Seperti yang telah diulas pada artikel sebelumnya, sebagian besar Warga Desa Jambewungu di Dusun Telaga dan Dusun Purnama memilih untuk menjadi petani dan buruh tani. Hal ini disebabkan oleh kontur tanah yang mendukung untuk dibuat sebagai daerah pertanian karena tanah yang tinggi dan cenderung lebih subur bila dibandingkan dengan kontur tanah lainnya. 

Sehingga untuk mendukung mata pencaharian masyarakat tersebut dan melalui survey-survey yang telah dilakukan oleh tokoh-tokoh terkait, maka KKN 368 UNEJ memilih untuk mengembangkan Pupuk Organik Cair (POC) dan Trichoderma sp.

Dalam proses pembuatan POC, kelompok KKN 368 UNEJ memilih untuk menggunakan komposisi yang mudah dicari dan tersedia banyak di sekitar Jambewungu, namun juga dengan khasiat yang besar. Ini dimaksudkan agar produksi POC nantinya akan berjalan secara terus menerus. 

Pupuk cair yang telah dibuat ini tentunya dengan mempertimbangkan waktu yang tersisa. Sehingga nantinya akan memungkinkan untuk dimatangkan, diaplikasikan secara langsung maupun disosialisasikan kepada kelompok tani yang ada di Jambewungu. Karena pada dasarnya pembuatan pupuk oleh KKN 368 UNEJ dibawah naungan LP2M ini juga demi keberlangsungan produksi tani ke warga sekitar.

Sebelum melakukan pemrosesan, tim KKN 368 UNEJ terlebih dahulu survey dan membeli kebutuhan untuk membuat POC dan Trichoderma sp tersebut. Survei ini dilakukan untuk mengecek ketersediaan bahan di area sekitar. Sehingga nantinya akan memudahkan dalam melakukan pembuatan pupuk dan Trichoderma sp itu sendiri. Seperti contohnya adalah tanah yang ditumbuhi bambu. 

Menurut narasumber, tanah yang disekitarnya ada bambu akan lebih mampu untuk menjadi tempat berkembang jamur pada Trichoderma sp nantinya. Hasil dari survei tersebut menunjukkan bahwa di sekitar area Jambewungu terutama dusun Telaga ini cukup banyak ditumbuhi bambu yang bisa dimanfaatkan tanahnya untuk pembuatan Trichoderma sp. Tidak hanya itu, ketersediaan bahan untuk pupuk cair terutama  seperti urine sapi juga telah dipastikan ketersediaannya. Dan tentunya harus berkoordinasi dengan pemilik sapi agar bisa diusahakan urinenya agar bisa digunakan dalam pembuatan POC.

Selain komposisi utama POC ini adalah urine sapi, bahan-bahan lainnya juga harus dipersiapkan. Yaitu air kelapa, gula merah dan EM4 sebagai bahan campuran lainnya. Dalam pengambilan urine sapi nyatanya bukan menjadi hambatan bagi tim KKN 368 UNEJ, karena urine sapi tersebut bisa didapatkan hanya dari berkoordinasi dengan pemilik sapi. 

Dan dengan keramahan hati warga Jambewungu, tim KKN 368 UNEJ bisa mendapatkan urine sapi tersebut dengan jumlah yang cukup. Bahan-bahan tersebut dengan mudah mampu didapatkan di pasar sekitar. Kemudian komponen tersebut dicampurkan dan dilakukan fermentasi di wadah tertutup yang kedap udara. Sehingga nantinya POC ala tim KKN 368 UNEJ ini bisa membuahkan hasil setelah 2 minggu proses fermentasi. 

Setelah melalui proses pembuatan POC yang juga telah difermentasi, pembuatan Trichoderma sp dilakukan. Trichoderma sp ini memanfaatkan bambu sebagai medium dalam pertumbuhan jamurnya. Bambu yang digunakan didapatkan dari bambu yang telah tumbuh secara bebas di pekarangan tanah luas di area dusun Telaga ini. Sehingga bukan menjadi sesuatu yang sulit untuk mendapatkan bambu beserta tanahnya.

Dalam pembuatan Trichoderma sp ini hanya perlu membutuhkan nasi yang nantinya akan dimasukkan di bambu yang telah dipotong sedemikian rupa sebagai tempat fermentasi. Tim KKN 368 UNEJ juga melakukan beberapa variabel untuk melihat hasil Trichoderma sp yang mana yang layak untuk digunakan nantinya. 

Variabel pertama menggunakan medium bambu yang ditanam di bawah tanah yang ditumbuhi bambu juga dengan kedalaman kurang lebih 30-40 cm. Ini dimaksudkan agar fermentasi dalam bambu tersebut benar-benar terhindar dari udara. Variabel kedua menggunakan medium yang sama namun tidak ditanam dalam tanah, melainkan dibiarkan tertutup di suhu ruangan biasa. Lalu untuk variabel yang selanjutnya menggunakan wadah plastik bening biasa yang tertutup rapat sebagai mediumnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline