Lihat ke Halaman Asli

KKN UNEJ Kelompok 332

Kelompok 332 KKN Tematik Universitas Jember

KKN Tematik UMD Universitas Jember Periode II 2022: Penerjunan Kelompok 332 Desa Kemirian Bondowoso

Diperbarui: 28 Juli 2022   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Jember pada tahun 2022 ini dilaksanakan secara luring, berbeda dengan pelaksanaan KKN dua tahun terakhir. KKN periode II kali ini mengusung tema UNEJ Membangun Desa yang diselenggarakan selama 35 hari, terhitung sejak 20 Juli 2022 hingga 23 Agustus 2022. Adapun kegiatan Kuliah Kerja Nyata Universitas Jember sendiri memiliki tujuan untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa secara berkelompok terkait pengabdian dan keterlibatan di masyarakat desa. Kegiatan KKN ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan kepedulian mahasiswa dalam menghadapi serta menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat. Terdapat lima wilayah yang dijadikan lokasi KKN, di antaranya Pasuruan, Lumajang, Jember, Situbondo, dan Bondowoso.

Bondowoso merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur dengan Ibu Kota Kabupaten yaitu Kecamatan Bondowoso. Salah satu kecamatan yang menjadi lokasi Kuliah Kerja Nyata ialah Kecamatan Tamanan, yang terdiri dari sembilan desa, antara lain Kalianyar, Mengen, Sumberkemuning, Wonosuko, Karangmelok, Sukosari, Tamanan, Sumberanom, dan Kemirian. Pada periode ini, kelompok 332 mendapatkan lokasi KKN di Desa Kemirian. Kemirian adalah salah satu desa yang berada di wilayah paling timur Kecamatan Tamanan. Desa ini terbagi menjadi tujuh dusun, di antaranya Sumber Jeding, Silowogo, Sumber Bajur, Lumbung, Krajan, Sumber Pinang, dan Mojo.

Masyarakat di Desa Kemirian bermata pencaharian pada beberapa bidang seperti petani, pembuatan batik, pabrik tahu, serta peternak sapi. Berkaitan dengan salah satu mata pencaharian di desa ini berupa peternak sapi, saat ini sedang dihadapkan dengan wabah penyakit mulut dan kuku atau yang biasa dikenal dengan wabah PMK. Penularan PMK meluas cukup cepat di wilayah Indonesia, tak terkecuali di Desa Kemirian sendiri. 

Dokpri

Wabah PMK semdiri merupakan penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular. Penyakit ini menyerang semua hewan berkuku belah/genap, seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba termasuk juga hewan liar seperti gajah, rusa dan sebagainya. PMK sendiri dapat dikategorikan sebagai salah satu jenis varian penyakit baru yang menyerang para peternak hewan. Menurut Bapak Hj. Sulaiman Yahya selaku Kepala Desa Kemirian dalam wawancaranya sedikit banyak menceritakan betapa terdampaknya masyarakat desa terutama peternak akan adanya wabah PMK  ini. Banyak warga masyarakat yang belum dapat menangani wabah ini dengan cara yang optimal.

Berangkat dari permasalahan wabah PMK di Desa Kemirian, maka kami dari kelompok 332 mencoba untuk menawarkan solusi berupa pembuatan obat herbal. Obat tersebut dinamakan ecoenzyme yang merupakan hasil olahan dari limbah organik atau tanaman obat yang dicampurkan dengan molase atau gula merah. Ecoenzyme dibuat dari beberapa komponen dengan perbandingan 1 : 3 : 10,  satu  bagian molase atau gula merah, tiga bagian bahan organik, dan sepuluh bagian air. 

Sebelum dicampurkan bahan organik, terlebih dahulu dibersihkan dan dipotong-potong hingga sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Seluruh bahan dicampurkan ke dalam wadah secara bersamaan, lalu diaduk hingga tercampur rata. Setelah itu, tutup rapat wadah ecoenzyme dan ikat dengan erat. Jangan lupa wadah tersebut diberi label tanggal pembuatan dan tanggal panen. Pembuatan ecoenzyme ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah PMK yang tengah dihadapi warga Desa Kemirian. Semoga kami dari kelompok 332 KKN Universitas Jember mampu mendampingi masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan PMK.

https://unej.ac.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline