Lihat ke Halaman Asli

KKN299 RANULOGONG

Kelompok Mahasiswa

Desa Ranulogong: Inovasi dalam Kebersihan Lingkungan dan Budidaya Maggot

Diperbarui: 23 Juli 2024   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Survey Lokasi KKN (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Desa Ranulogong, sebuah kawasan perdesaan yang terletak di kaki Gunung Lamongan yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dengan keindahan alamnya yang memukau dan potensi sumber daya alam yang melimpah, Desa Ranulogong memiliki peluang besar untuk berkembang secara berkelanjutan. Namun demikian, seperti banyak daerah desa di Indonesia, desa ini juga menghadapi tantangan yang perlu diatasi untuk mewujudkan potensinya secara optimal.

Salah satu potensi utama yang dimiliki Desa Ranulogong adalah di bidang kesehatan, dimana Desa Ranulogong termasuk desa yang bebas stunting  atau desa dengan angka stunting yang rendah. Hal ini dikarenakan adanya program kampanye edukasi gizi oleh posyandu setempat dengan membagikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada ibu hamil dan balita. Selain itu Desa Ranulogong juga memiliki UMKM Batik Laila yang sudah berkolaborasi dengan paguyuban batik se-Kabupaten Lumajang, dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Desa Ranulogong. 

Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa Desa Ranulogong juga memiliki permasalahan yang perlu segera ditangani. Salah satu permasalahan di bidang kebersihan dan lingkungan, yaitu belum adanya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai di desa ini. Kondisi ini menjadi fokus perhatian karena dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat setempat. Masyarakat setempat sudah memiliki kesadaran akan membuang sampah pada tempatnya. Namun dikarenakan tidak adanya TPS di desa, masyarakat mengumpulkan sampah rumah tangga mereka di depan dan di belakang pekarangan rumah.

Dalam memberikan solusi atas permasalahan tersebut Mahasiswa KKN Tematik UMD UNEJ Kelompok 299 membuat Program Membangun Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Desa Ranulogong secara gotong royong dengan warga setempat dan perangkat Desa Ranulogong. Pembangunan TPS ini diharapkan mampu menanggulangi penumpukan sampah rumah tangga di pekarangan rumah warga. TPS ini nantinya akan dibedakan antara sampah organik dan anorganik. Hal ini bertujuan agar warga desa dapat melakukan kegiatan pemilahan terhadap sampahnya sendiri. 

Selain itu dalam menunjang energi terbarukan dan berkelanjutan Kelompok KKN 299, melakukan budidaya maggot dari sampah organik warga yang bisa dikumpulkan di TPS yang akan dibangun. Maggot dapat menjadi sarana dalam proses penguraian sampah organik, yang ada di TPS. Maggot juga bisa digunakan sebagai pakan ternak unggas, yang memiliki kandungan protein yang tinggi.  Selain itu bisa memiliki nilai jual yang ekonomis, sehingga mampu menjadi sumber penghasilan tambahan bagi warga desa. Diharapkan dengan adanya program KKN ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa KKN UNEJ 299 Desa Ranulogong, tetapi juga membawa dampak positif bagi Desa Ranulogong. Doa, dukungan dan keikutsertaan aktif dari warga desa menjadi kunci keberhasilan program ini secara berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline