Selain dari sampah anorganik, permasalahan sampah yang ada pada masyarakat Desa Suger Lor juga disebabkan oleh produksi sampah organik yang melimpah. Sampah organik yang diproduksi oleh masyarakat Desa Suger Lor ini berupa sampah dapur, sampah kebun, dan kotoran ternak.
Maka dari itu, Kelompok 298 KKN UNEJ 2022 berupaya untuk mengatasi permasalahan sampah organik di masyarakat dengan mengadakan pelatihan mengenai "Budidaya Cacing Lumbricus Rubellus". Tujuan diselenggarakannnya "Pelatihan Budidaya Cacing Lumbricus" ini selain sebagai upaya mengurangi pencemaran sampah organik, juga sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga di Desa Suger Lor.
Cacing Lumbricus Rubellus merupakan jenis cacing tanah yang memiliki ciri fisik berwarna merah bata dengan bentuk tubuh seperti karet gelang. Cacing Lumbricus ini memiliki banyak sekali manfaat bagi kesehatan, dan dapat digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit seperti tifus, diare, dan obat penyembuhan luka. Bubidaya cacing ini juga tergolong mudah, karena tidak memerlukan perawatan khusus seperti ternak pada umumnya.
Pelatihan Budidaya Cacing Lumbricus ini dilaksanakan di Dusun Krajan Atas Desa Suger Lor Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso. Kegiatan pelatihan ini dimulai pada pukul 16.00 sampai 15.00 WIB. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga, bapak-bapak yang memiliki pemancingan atau hobi memancing, hingga beberapa pemuda di Desa Suger Lor.
Susunan kegiatan yang dilaksanakan pada pelatihan ini adalah adanya pembukaan dengan pemaparan materi kepada peserta, mengenai apa itu cacing lumbricus, manfaatnya, keuntungan jika membudidayakan, dan tata cara budidaya serta perawatan cacingnya.
Setelah pemaparan materi dilaksanakan, selanjutnya adalah dengan praktik secara langsung bersama masyarakat mengenai langkah pembuatan wadah dan media budidaya, dengan memanfaatkan barang bekas seperti bak bekas dan ember bekas. Media yang digunakan untuk budidaya antara lain menggunakan tanah gembur, pupuk kandang, daun kering, sampah organik dan sampah dapur.
Setelah melakukan demonstrasi dan pelatihan langsung cara membuat media budidaya, selanjutnya adalah dengan sesi tanya jawab bersama peserta kegiatan. Respon peserta dalam sesi tanya jawab ini sangatlah baik, dengan beberapa pertanyaan kritis terkait tips dan trik budidaya cacing tanah.
Banyaknya pertanyaan yang ditanyakan oleh peserta kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias untuk ikut melaksanakan upaya pengurangan limbah organik dengan budidaya pengurai.