Di tengah semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah, kami dari KKN kelompok 147 menginisiasi pelatihan inovatif baru-baru ini diselenggarakan untuk memanfaatkan limbah minyak jelantah dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta rumah tangga. Pelatihan ini bertujuan untuk mengubah minyak jelantah yang biasanya dibuang menjadi lilin aroma terapi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga bernilai ekonomi.
Acara pelatihan yang berlangsung di Dusun Kampung Baru Desa Koncer Darul Aman Kab. Bondowoso dengan dihadiri oleh peserta dari kalangan pelaku UMKM dan ibu rumah tangga. Para peserta mendapatkan panduan praktis dan teori tentang bagaimana cara mengolah minyak jelantah yang biasanya berakhir di tempat pembuangan sampah menjadi produk lilin aroma terapi yang dapat digunakan sehari-hari.
Menurut PIC kegiatan, Hanin (FMIPA UNEJ), pelatihan ini dirancang untuk mengatasi dua masalah besar sekaligus: penanganan limbah minyak jelantah yang seringkali mencemari lingkungan dan pembukaan peluang usaha baru. "Minyak jelantah seringkali dibuang sembarangan dan dapat mencemari lingkungan. Dengan pelatihan ini, kami ingin memberikan solusi yang bermanfaat sekaligus menciptakan produk yang berguna dan bernilai jual," ujar Hanin.
Materi pelatihan meliputi langkah-langkah dasar dalam pengolahan minyak jelantah, mulai dari proses pembersihan dan pemurnian minyak dengan merendam menggunakan arang, penambahan bahan kimia berupa stearic yang berguna untuk mengeraskan cairan minyak jelantah, bahan pewarna, hingga penambahan cairan aroma terapi.
Salah satu peserta, Bu Tya, mengungkapkan antusiasmenya. "Ini adalah peluang yang luar biasa untuk mengurangi sampah rumah tangga sambil menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Selain itu, produk lilin aroma terapi ini juga dapat menjadi peluang usaha baru bagi kami," ungkap Bu Tya.
Pelatihan ini juga disertai dengan sesi tanya jawab dan demo langsung oleh para peserta KKN kelompok 147 yang sudah melakukan trial error berkali-kali. Peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis yang langsung dapat diterapkan di rumah atau dalam usaha mereka.
Inisiatif seperti ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak masyarakat untuk aktif dalam pengelolaan limbah dan menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan. Pemerintah desa dan berbagai organisasi terkait juga diharapkan dapat terus mendukung kegiatan semacam ini untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan limbah yang efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H