Mengawali bulan Agustus yang merupakan bulan kemerdekaan Bangsa Indonesia, mahasiswa KKN kolaboratif 219 menunjukan semangatnya dalam memberi perubahan positif di Desa Sukowiryo, Jember. Tepatnya pada tanggal 4 Agustus kemarin, setelah menelusuri berbagai pemanfaatan limbah kotoran hewan ternak, mahasiswa KKN kolaboratif 219 menemukan peluang besar dalam pembuatan pupuk organic di Desa Sukowiryo. Desa Sukowiryo sendiri memiliki karakteristik penduduk yang menggantungkan mata pencahariannya sebagai petani dan peternak sapi. Implikasi dari karakteristik pekerjaan penduduk desa dapat terlihat dari banyaknya limbah kotoran ternak yang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Limbah kotoran ternak hanya dibiarkan menumpuk tanpa adanya pemanfaatan pengolahan sebagai pupuk oleh masyarakat, meskipun limbah kotoran ternak ini memberikan peluang besar bagi sector pertanian.
Menurut sumber yang didapat dari ketua Kelompok Tani Makmur 1 di Desa Sukowiryo, masyarakat memang belum menaruh perhatian besar terhadap potensi pemanfaatan limbah kotoran sapi, terutama untuk pupuk organic padat. Pak Ila, selaku ketua Kelompok Tani Makmur 1 juga menambahkan bahwa untuk sosialisasi pembuatan pupuk organic kompos yang padat sudah beberapa kali pernah dilakukan, namun minat masyarakat rendah. Salah satu alasan yang disebutkan adalah karena pupuk organic padat kurang efisien. Masyarakat dewasa ini lebih tertarik ke pupuk kimia, terlebih pupuk yang bersifat cair karena tinggal di semprot dalam skala jangkau tertentu.
Dari hasil anasilis dan pengamatan minat petani itulah, mahasiswa KKN kolaboratif 219 berinovasi untuk menciptakan pupuk organic cair yang didapat dari pengolahan limbah kotoran ternak. Dibandingkan pupuk padat, pupuk organik cair (POC) memiliki kelebihan diantaranya, dapat diproduksi dengan mudah dalam skala rumahan, sebagaimana prinsipnya digunakan sebagai pupuk dasar tanaman yang bersifat release dengan kandungan unsur hara yang lengkap. Tak hanya kandungannya, yang paling penting adalah pengaplikasian pupuk ini sangat mudah dan tidak membutuhkan biaya yang besar dalam proses pembuatanya. Proses fermentasi pupuk organik cair ini juga lebih singkat dibanding mayoritas lama fermentasi pupuk organic padat. Selain itu manfaat umum yang sudah diketahui masyarakat adalah bahwa pupuk organic baik padat maupun cair lebih ramah terhadap tanah dan tidak bersifat destruktif terhadap kandungan alami dan unsur hara tanah. Pengolahan serta pemanfaatan pupuk organic cair ini juga merupakan bentuk pencegahan dini terhadap dampak kerusakan kandungan tanah. Dengan demikian mahasiswa KKN kolaboratif 219 berinovasi dalam pembuatan sampling pupuk organic cair (POC) sebagai bentuk komitmen dalam memberi perubahan positif di Desa Sukowiryo, Jember. Berikut adalah serangkaian alat dan bahan serta cara pembuatan POC yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN kolaboratif 219 :
Alat :
1. Cangkul
2. Ember
3. Wadah plastik
4. Karet ban
5. Kresek penutup
6. Karung
Bahan: