Situbondo, 2024 - Kelompok KKN 214 Universitas Jember mengangkat program kerja yang berfokus pada UMKM yang dimiliki oleh anggota Kelompok Difabel Desa (KDD) yang berada di Desa Tenggir, Kecamatan Panji, Situbondo. Kelompok KKN 214 Desa Tenggir telah berhasil merealisasikan salah satu kegiatan unggulan, yaitu "Sosialisai Program Kerja CEKDIS (Ciptakan Ekonomi Kreatif Disabilitas)", sebagai bagian dari program kerja yang dirancang untuk pemberdayaan masyarakat difabel. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Juli 2024 dimulai pukul 19.00 WIB di Balai Desa Tenggir. Acara ini dihadiri oleh 56 orang yang terdiri dari para difabel, perangkat desa, dan masyarakat umum dengan dukungan dari berbagai stakeholder yang berperan aktif dalam kesuksesan acara. Stakeholder yang turut hadir antara lain ketua Kelompok Difabel Desa (KDD), Kepala Desa Tenggir, Ketua BPD, Kepala Dusun dan Ketua RT/RW. Kegiatan ini menjelaskan mengenai program unggulan yang akan dilaksanakan bersama para difabel dan masyarakat desa.
Kelompok Disabilitas Desa (KDD) merupakan suatu kelompok yang beranggotakan para difabel yang berada dibawah naungan Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo (PPDiS), yang juga menjadi sub-mitra Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB).
KDD adalah organisasi yang dibentuk untuk memberdayakan para difabel di tingkat desa, serta memastikan bahwa para difabel memiliki hak-hak yang diakui dan dilindungi, juga meningkatkan partisipasi para difabel dalam kehidupan sosial dan pembangunan desa.
KDD Desa Tenggir mulai dibentuk pada tahun 2022 dan mulai aktif di bulan Desember 2023. Saat ini, Desa Tenggir termasuk ke salah satu desa inklusi. Desa Tenggir memiliki jumlah penduduk kurang lebih 6.000 warga yang terdiri dari 6 dusun, dengan jumlah anggota KDD terdiri dari 135 warga. Melihat hal tersebut, jumlah penyandang disabilitas di Desa Tenggir cukup banyak. Eksistensi para difabel ini tentu memiliki ruang yang sempit dalam mengakses pekerjaan dikarenakan keterbatasan yang mereka miliki. Di samping itu, acap kali keberadaan para difabel ini juga dipandang sebelah mata di masyarakat. Stigma negatif yang menjadikan penyandang disabilitas tidak mampu dalam mendapat pekerjaan yang layak memunculkan ketidaksetaraan bagi penyandang disabilitas. Hal tersebut merupakan sebuah tantangan yang sangat perlu diperhatikan.
Dalam kiat menanggapi tantangan tersebut, mahasiswa kelompok KKN 214 Universitas Jember memanfaatkan potensi adanya UMKM yang dimiliki oleh anggota KDD Desa Tenggir. Pengembangan UMKM tersebut diharapkan dapat mendongkrak kemandirian ekonomi para difabel. Dengan mencapai finansial yang mandiri melalui UMKM menjadikan penyandang disabilitas terberdaya dan dapat diakui kontribusinya terlebih dalam berjalannya roda perekonomian masyarakat desa.
Fasilitator KDD, Sri Wahyuni atau dikenal dengan Ibu Yuyun mengatakan bahwa UMKM oleh KDD masih belum memiliki label dan sertifikasi halal. "Teman-teman KDD sudah memiliki 2 produk, yaitu keripik pisang dan kacang telur yang sedang dikembangkan. Kedua produk ini masih belum memiliki label dan sertifikat halal. Untuk itu, memerlukan bantuan dari kelompok KKN 214 untuk membantu membuatkan label dan sertifikat halal tersebut," pungkasnya dalam forum sosialisasi pemaparan program kerja KKN tersebut.
Tidak hanya itu, partisipasi masyarakat terutama para difabel dalam menyukseskan program juga terlihat semakin antusias. Banyak masyarakat yang membantu mensukseskan program kami untuk menciptakan kemandirian ekonomi pada masyarakat terutama pada para difabel.
Selain itu, seluruh perangkat Desa Tenggir menyambut baik respons positif dari masyarakat ini. Menurutnya, intensitas sosialisasi yang dilakukan dapat membuahkan hasil sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap masyarakat, terutama pada difabel, serta dapat menciptakan kesetaraan dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap para difabel. Serangkaian kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan mendapatkan respons positif dari PPDiS, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), organisasi masyarakat, serta kelompok masyarakat sasaran.