Lihat ke Halaman Asli

Jeli Potensi: Mahasiswa KKN Kolaboratif 202 di Desa Rowosari Manfaatkan Limbah Kopi Menjadi Kompos sebagai Alternatif Pengganti Pupuk Anorganik

Diperbarui: 4 Agustus 2024   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pemanfaatan Limbah Kopi (Dokpri)

Jember, Puji Lestari - Kopi merupakan komoditi tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dimana perkebunan kopi juga merupakan mata pencaharian utama di Desa Rowosari. Hal tersebut secara tidak langsung meningkatkan aktivitas petani dalam mengusahakan hasil pertanian. Sejalan dengan itu, besarnya aktivitas pertanian yang dilakukan oleh para petani kopi di Desa Rowosari menghasilkan limbah pertanian yang membutuhkan pengolahan secara optimal. Kulit kopi merupakan salah satu bagian limbah pertanian yang saat ini mulai dioptimalkan pemanfaatannya guna menekan laju penumpukan limbah pertanian di Desa Rowosari. Pada saat ini, kulit kopi sudah mulai dimanfaatkan oleh masyarakat menjadi pupuk kompos.

Pemanfaatan kulit kopi sebagai kompos untuk budidaya tanaman menjadi sumber bahan organik dalam penentu pertumbuhan dan perkembangan bagi tanaman serta peningkatan kesuburan tanah. Dalam pemanfaatan limbah kulit kopi sebagai kompos ini, kami bekerja sama dengan Bapak Zainal selaku Sekretaris bidang peternakan di Desa Rowosari. Pupuk kompos yang sudah dibuat, diuji terlebih dahulu pada tanaman stroberi sebelum disosialisasikan kepada masyarakat Desa Rowosari. Hal ini terbukti baik secara fisik, biologi maupun kimia tanah yang menimbulkan pengaruh positif pada tanaman stoberi tersebut.

Pupuk kompos kopi ini lahir dari rasa prihatin karena banyaknya limbah kulit kopi yang berserakan. Dimana limbah kulit kopi ini jika dimanfaatkan secara optimal memiliki nilai ekonomis yang mungkin bisa dimanfaatkan para petani di Desa Rowosari. Zidan yang merupakan Koordinator Desa KKN Kolaboratif 202 menuturkan, "Kompos kulit kopi adalah salah satu solusi alternatif dalam menghadapi naiknya pupuk anorganik yang terus melonjak", Selasa, (26/7/2024). Kemudian, Pak Kholip selaku Kepala Kelompok Tani Maju di Dusun Prreng Paddhuh juga menuturkan, "Salah satu kendala dalam pertanian di Desa Rowosari adalah melonjaknya harga pupuk karena terbatasnya jumlah pupuk dan menumpuknya limbah kulit kopi ketika musim panen kopi tiba", Selasa (30/7/2024). Sehingga, kami berinisiatif untuk memanfaatkan limbah kulit kopi tersebut menjadi kompos agar bermanfaat bagi masyarakat Desa Rowosari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline