MALANG_ Tulisan ini berangkat dari pengalaman saya dan teman-teman selama melaksanakan PLP (pengenalan lingkunagan persekolahan). tentu siapapun itu ketika sudah duduk dibangku kuliah pasti banyak hal baru ditemuinya dan bahkan selama itu pulalah semkin banyak didapatkan, perjalanan hidup setiap orang dengan apa yang ia geluti, bidang yang ingin dikuasai, juga piliahan-pilihan ideal yang ditata mendorongnya untuk lebih jauh lagi mendalaminya. Singkatnya apa yang dibentuk dan yang di kerjakan hari ini menentukan akan jadi apa dihari esok kendati sifatnya relatif, itulah mengapa dalam diri setiap orang ( baca; kita) berusaha mengembangkan potensi dan kemampuanya guna mencapai cita-cita nuraninya.
demikian, kira-kira seperti itu pengantar awal dari jurnal harian yang ingin saya bagikan kesemua (baca;kalian pembaca dan penulis budiman), seperti yang sudah saya singgung diawal, kehidupan atau dinamika mahasiswa/i memang menemui begitu banyak hal. baik yang menyenangkan, menjengkalkan serta macam-macam kondisi yang selalu hadir hinggap disetiap orang (baca; mahasiswa/i ) dibalik itu semua acapkali harus berhadapan dengan berbagai persoalan (baca;tugas-tugas) yang tentu saja datang menghantui. namun semua (baca; mahasiswa/i) pasti tahu hal semacam itu mengingat statusnya sebagai orang yang ingin mencari ilmu dalam sebuah lembaga pendidikan mau tidak mau wajib dilakoninya.
PLP II menjadi sebuah momentum mahasiswa/i pendidikan untuk lebih mengenal apa itu sekolah? tujuanya? sekolah dalam wajah institusi siapa saja didalamnya dan bagaimana wujud dan relasi yang dibangun. saya mengajukan pertanyaan semacam itu untuk merefleksi kembali, memahami ulang tentang apa dan fungsi dari sekolah. menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyatakan bahwa definisi dari sekolah merupakan suatu lembaga atau bangunan yang dipakai untuk aktivitas atau kegiatan belajar serta mengajar sesuai dengan jenjang pendidikannya, fungsi dari sekolah jelas ialah memberikan wawasan umum, mengasah keterampilan, membentuk pribadi berkarakter dan berdimensi sosial serta menjadi alat transformasi budaya yang senantiasa menjaga nilai keluhuran, disamping itu penting untuk dipahami oleh calon pendidik bahwa keberadaan sekolah tidak sekedar pertemuan formal semata, namun seluruh aspek yang disematkan pada guru seperti mengajar, mendidik, mendampingi, membimbing yang barang tentu menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan, kesemuanya itu seorang calon guru harus mampu mengelaborasikan sesuai porsinya masing-masing. fungsi primer semacam itu justru harus betul-betul hidup dalam sanubari seorang calon guru, lewat pengalaman demi pengalaman akan menghasilkan kesadaraan baru dengan banyak proses yang terus dibangun, dinamika sosial, budaya mengharuskan untuk selalu mengambil langkah penyesuaiaan sehingga bagian-bagian yang esensial semua itu tidak hilang oleh arus kemajuaan zaman,
tak pelak sekarang, ditengah kondisi yang tidak memungkinkan karena krisis pandemi, menjadi tantangan bagi mahasiswa/i (baca; calon guru) melaksanakan PLP (pengenalan lingkungan persekolahan) kesempatan ini yang barang tentu harus dimanfaatkan baik oleh mahasiswa/i PLP guna melatih mental, membangun pendekatan emosional, mengukur kapasitas diri sejauh mana jangkuan pengetahuan untuk diberikan kepada peserta didik, harapan itu yang menjadi sangat diperlukan oleh mahasiswa/i PLP dalam rangka mendekatkan dirinya untuk terhubung langsung dengan lingkungan sekolah yang konkrit, tidak banyak hal mungkin diperoleh selama PLP berlangsung, namun pengenalan juga proses KBM bersama peserta didik melalui media daring (google meet) itu semua dirasa cukup karena bagaimanapun, dalam kondisi seperti ini (baca; pandemi) cara atau usaha yang ditempuh mengikuti alur sesuai anjuran pemerintah, sampai berakhirnya PLP II kami (baca; mahasiswa/i PLP) mengucapkan limpah terimkasih kepada sekolah (salah satu SMPN dimalang) sudah memberi ruang dan waktu berkesempatan untuk mendorong kami (baca; mahasiswa/i PLP) calon guru agar lebih mengenali dalam profesi guru serta peran fungsinya dilingkungan lembaga pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H