Minggu, 15 Januari 2023, kelompok 19 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember (UNEJ) yang berada di Desa Purwoasri yang sebelumnya diterjunkan pada tanggal 4 Januari 2023, setelah melakukan sebuah survei dan observasi desa terkait profesi masyarakat di desa tersebut. Dalam survei tersebut kelompok 19 menyimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Desa Purwoasri berprofesi sebagai petani dan peternak.
Berdasarkan hasil survei, petani di Desa Purwoasri mengalami beberapa kendala terkait profesinya sebagai petani dan peternak. Kendala tersebut antara lain, keterbatasan suplai pupuk kimia, terlambatnya atau tidak meratanya suplai pupuk kimia karena mekanisme Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dan mahalnya harga pupuk kimia non-subsidi di pasaran. Sehingga hal ini menyebabkan kualitas dan kuantitas hasil panen pada desa tersebut menurun.
Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus juga menimbulkan dampak negatif, contohnya yakni tanah mengeras karena kehilangan pori-porinya (porositas), membunuh beberapa mikroorganisme yang dibutuhkan oleh tanah, pencemaran air karena sifatnya yang asam, dan bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh nitrogen dalam pupuk yang dapat tak sengaja terkonsumsi oleh manusia ataupun hewan lainnya. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain bagi petani untuk mendapatkan pupuk dengan harga yang lebih terjangkau, ramah lingkungan, dan kuantitas yang banyak agar tidak terjadi kelangkaan pupuk dan membantu petani dalam menumbuh kembangkan hasil tani.
Selain pada kendala pupuk itu sendiri disektor peternakan kendala lainnya yaitu tidak terdapatnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau tempat untuk membuang limbah kotoran ternak sehingga beberapa masyarakat di Desa Purwoasri membuang kotoran ternaknya di lahan yang tidak terpakai, seperti di rel kereta api lori yang sudah tidak beroperasi. Dampak negatifnya adalah adanya pencemaran lingkungan di sekitar rel kereta api tersebut. Bau tidak sedap dan tidak enak dipandang oleh masyarakat.
Pada akhirnya jika ditinjau dari sisi positifnya, dari dua permasalahan tersebut kita dapat melihat sebuah potensi besar jika dapat mengembangkan dan memanfaatkannya secara baik. Misalnya saja pemanfaatan limbah kotoran ternak pada desa tersebut dapat diolah oleh masyarakat sekitar sebagai pupuk organik sebagai salah satu solusi dalam mengatasi kelangkaan pupuk non organik.
Pengolahan pupuk organik dapat dijadikan solusi yang baik dan memberikan keuntungan yang signifikan baik bagi peternak dan juga petani di Desa Purwoasri. Diantaranya adalah sebagai alternatif pupuk kimia dikarenakan harganya yang lebih terjangkau, bahan bakunya mudah didapatkan, dapat meningkatkan produktivitas lahan, menjaga kualitas kesuburan tanah, dan dapat memanfaatkan limbah kotoran ternak di Desa Purwoasri yang menggunung.
Dalam proses pembuatan pupuk organik, mahasiswa KKN UMD (Unej Membangun Desa) 2023 menggandeng Kelompok Tani (Poktan) Desa Purwoasri untuk dapat membuat dan menggunakan serta mentransformaikan pemahaman pupuk organik secara masif dan berkelanjutan. Dengan harapan, pupuk organik dapat membantu petani dalam mengatasi kendala keterbatasan pupuk kimia, serta dapat memelihara unsur hara tanah di Desa Purwoasri agar tetap terjaga kesuburannya.
berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut adapun proses pembuatan pupuk organik, membutuhkan bahan baku berupa kotoran ternak hewan sapi atau kambing.