UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan usaha produktif yang dilakukan oleh perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha. Adanya UMKM di Desa bertujuan untuk membantu warga dalam hal finansial dan juga membantu mengembangkan keterampilan dalam berwirausaha. Salah satu contoh UMKM di Desa adalah produksi kue kering dan keripik talas yang ada di Desa Slateng yang diproduksi oleh warga lokal.
UMKM kue kering di Desa Slateng mulai dirintis sejak tahun 1981 sampai sekarang. Produsen dari UMKM tersebut adalah ibu dari dari Ibu Kepala Desa Slateng. Beliau mempelajari pembuatan kue ketika beliau bekerja sebagai ART (Asisten Rumah Tangga) di Malaysia yang kebetulan majikannya seorang penjual kue. Awal produksi, beliau menjual kue karamel, kue kacang, bolu kukus, lupis dan kue kering lainnya yang biasa disajikan pada hari raya. Produksi kue dilakukan hampir setiap hari, tapi untuk penjualan kue dilakukan ketika ada pesanan.
Pesanan kue paling banyak adalah ketika beliau menerima pesanan dari orang yang mempunyai hajatan dan juga pesanan untuk kue lebaran. Kue yang biasanya dipesan untuk lebaran adalah opak gulung dan kue kacang, bisa dibilang keuntungan paling besar berasal dari hajatan. Keuntungan yang didapat bisa dibuat untuk makan 10 hari tidak habis. Beliau mempekerjakan warga sekitar sejumlah 5 orang yang kerja mulai dari pukul 7 pagi sampai pukul 4 sore. Pekerja tersebut juga mendapat jatah makan sehari 3 kali. Gaji yang didapat para pekerja kurang lebih 40.000, dan bagi yang bekerja lembur, beliau memberikan upah tambahan. Beliau pernah mendapat juara dua lomba tingkat kabupaten dengan menu nasi goreng pisang. Nasi goreng pisang merupakan menu dengan ide murni dari beliau dengan tidak menggunakan bahan nasi goreng pada umumnya, menu dengan bahan yang unik menjadi ikon masakan beliau.
Selain UMKM Kue Kering, di Desa ini juga terdapat UMKM lain yaitu, UMKM Keripik Talas yang diproduksi oleh salah satu warga Desa Slateng yang bertempat tinggal di Dusun Krajan. Proses pduksi keripik talas dilakukan setiap hari. Bahan yang digunakan adalah talas, dan untuk bumbunya beliau hanya menggunakan bawang putih yang dihaluskan dan bahan tambahan penyedap rasa (MSG), lalu dicampur dengan air. Proses penggorengan talas dilakukan pada siang hari, kemudian untuk pengemasan ke dalam bungkus plastik dilakukan di malam hari. Harga 1 kilo kripik talas 2000 rupiah. Proses penjualan keripik talas dilakukan dengan cara pengambilan langsung ke rumah yang memproduksi.
Dengan dilakukannnya Proker(Program Kerja) dalam KKN Kolaboratif ini yaitu memetakan potensi Desa yang berupa adanya UMKM, dimana UMKM ini merupakan sebuah potensi yang dimiliki setiap Desa yang dapat dikembangkan dan diharapkan mampu menjadi informasi kepada masyarakat luas untuk bisa melakukan tindakan keberlanjutan. Tindakan pengembangan tersebut dapat berupa adanya pelatihan serta pendampingan dan dilengkapi pemberdayaan masyarakat, bahkan pengabdian-pengabdian yang bisa dilakukan dengan adanya bantuan berupa dana ataupun alat-alat untuk produksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H