Lihat ke Halaman Asli

KKN 187 Sukoreno

KKN Kolaboratif

Sudut Bersejarah di Desa Sukoreno Kalisat

Diperbarui: 19 Agustus 2022   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (dokpri)

Desa Sukoreno, Kalisat memiliki letak geografis yang strategis terutama dalam bidang pertanian. Desa yang terletak di sebelah timur Desa Patempuran ini memiliki empat dusun yang terdiri dari Dusun Krajan I, Dusun Krajan II, Dusun Grugul, serta Dusun Gumuk Baung. Salah satu dusun yang menarik untuk dikaji yaitu Dusun Gumuk Baung. Dusun ini menyimpan peristiwa sejarah yang menarik. Meski sampai saat ini belum dapat dipastikan kejadian sejarah sebenarnya di dusun ini, namun tetap menarik untuk diketahui.

Desa Sukoreno berdiri sekitar tahun 1782 -- 1873 yang diawali oleh perjuangan para pejuang. Salah satu sejarah yang dapat dikenang yaitu dibangunnya sebuah monumen yang terletak di Dusun Gumuk Baung. Istilah "Gumuk" memiliki arti yakni sebuah tempat terbentangnya gundukan tanah dan pada masa penjajahan Belanda sering digunakan sebagai tempat perang gerilya oleh para pahlawan. Sehingga monumen ini dikenal dengan Monumen Gumuk Baung yang menandakan adanya pertempuran bersejarah melawan Belanda yang terjadi di sebuah gumuk atau bukit yang disebut Gumuk Baung setelah bergeser dari Desa Patempuran. 

Cerita singkat tentang asal usul monumen ini, terdapat sebuah regu yang beranggotakan para pribumi yang berusaha mempertahankan kemerdekaan dan diberi nama dengan Regu Gagak. Regu ini memiliki andil yang cukup besar dalam melawan para penjajah untuk tetap mempertahankan Desa Sukoreno khususnya daerah Gumuk Baung dengan berbagai cara. 

Upaya yang dilakukan seperti halnya dengan mematahkan bantalan rel kereta api untuk mencegah Belanda memasuki Desa Sukoreno dan menggunakan peralatan seadanya maupun dengan bom hasil curian dari tentara Belanda dalam melakukan penyerangan terhadap penjajah. Segala upaya telah dilakukan untuk mencegah Belanda memasuki daerah Sukoreno namun tetap saja mereka mampu masuk dan melakukan serangan pada para rakyat pribumi. Sehingga pertempuran besar pun terjadi dan menyebabkan pertumpahan darah yang cukup besar dan menyebabkan tumbangnya para patriot bangsa yang berjumlah 8 orang.

Setelah kemerdekan Indonesia berkumandang, pemerintah Kalisat membangun sebuah monumen yang berada di Dusun Gumuk Baung untuk mengenang jasa para pahlawan. Monumen ini pun namakan dengan Monumen Gumuk Baung atau biasa dikenal sebagai Monumen Maghrib oleh masyarakat setempat karena terjadinya pertempuran bersenjata melawan penjajah di Gumuk Baung itu konon terjadi saat maghrib.

 (dokpri)

 (dokpri)

Cerita asal usul monumen Dusun Gumuk Baung merupakan salah satu bukti adanya momen sejarah yang patut dikenang. Namun sayangnya monumen ini kurang terawat dan tidak berkembang yang mengakibatkan banyak masyarakat masih awam dengan monumen ini bahkan sejarah di balik adanya monumen ini. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus sadar pentingnya perjuangan para pahlawan yang sudah berjuang hingga titik darah penghabisan. 

Kita harus selalu mengenang, menghormati, serta menjaga peninggalan sejarah yang ada. Jika terus dirawat dan dikembangkan, bukan tidak mungkin jika nantinya monumen ini bisa menjadi tempat wisata untuk mempelajari sejarah bagi masyarakat baik itu generasi muda maupun tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline