Lihat ke Halaman Asli

KKN Kolaboratif #3, Penerjunan Peserta KKN Kelompok 186 Desa Sukoreno, Kecamatan Kalisat dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan

Diperbarui: 27 Juli 2024   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber; KKN Kolaboratif #3 186

KKN Kolaboratif pada tahun 2024 ini merupakan KKN Kolaboratif #3 yang telah diadakan di Kabupaten Jember dengan melibatkan 4.001 mahasiswa dari 16 perguruan tinggi yang merupakan KKN Kolaboratif dengan jumlah peserta terbanyak dari KKN Kolaboratif sebelumnya. KKN Kolaboratif #3 mengusung tema peran perguruan tinggi dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Jember. Dari tema tersebut, difokuskan pada 4 hal yaitu penanganan stunting, pendataan ATS (Anak Tidak Sekolah), AKI-AKB, dan kemiskinan ekstrim.

Penerjunan peserta KKN Kolaboratif dilaksanakan pada hari Senin, 22 Juli 2024 di depan kantor pemerintah Kabupaten Jember. Penerjunan peserta KKN diberi sambutan langsung oleh Bupati Jember dan beberapa panitia yang berkontribusi dalam persiapan KKN Kolaboratif. Penerjunan peserta KKN Kolaboratif ditandai dengan bunyi sirine yang disertai dengan pelepasan burung merpati. KKN Kolaboratif terdiri dari 248 kelompok yang tersebar di berbagai desa pada Kabupaten Jember. Kelompok KKN Kolaboratif 186 ditempatkan di Desa Sukoreno, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember.

Desa Sukoreno terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun Krajan I, Dusun Krajan II, Dusun Grugul, dan Dusun Gumuk Baung. Sebagian besar masyarakat Desa Sukoreno memiliki mata pencaharian sebagai petani yang didukung dengan kondisi geografis Desa yang banyak memiliki lahan persawahan. Desa Sukoreno berdiri sekitar tahun 1782-1873 yang melibatkan momen bersejarah para pejuang sehingga dibangun monumen yang bernama "monumen gagak hitam" berupa monumen berbentuk bambu runcing yang terletak pada Dusun Gumuk Baung sebagai bentuk penghormatan dan mengenang jasa para pejuang.

Minggu pertama setelah penerjunan peserta KKN Kolaboratif ditujukan untuk mengenal serta mencari potensi dan masalah yang ada di Desa Sukoreno. Kelompok 186 melakukan koordinasi pada perangkat desa dan berkeliling desa untuk menemukan permasalahan dan potensi pada Desa Sukoreno. Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan dosen pembimbing lapangan yang telah ditentukan sebelumnya yakni bapak Dwika Nano Hariyanto S.Tr.,P.,M.P.

Salah satu potensi yang ada di Desa Sukoreno yaitu adanya beberapa UMKM yang banyak berkembang di bidang penjualan makanan. Adanya UMKM membantu dalam peningkatan pendapatan dan mengurangi angka pengangguran sehingga berperan dalam pengembangan desa. Kami melakukan kunjungan pada salah satu pelaku UMKM yang bergerak dalam penjualan makanan ringan seperti opak, kembang goyang, peyek, keripik tempe, dan ladrang. Kami juga melakukan wawancara terkait UMKM tersebut untuk mengetahui kendala dalam proses produksi maupun distribusi barang sehingga kami dapat menyusun program untuk membantu pengembangan UMKM tersebut.

Selain pengembangan UMKM, kami juga fokus pada pengatasan masalah stunting pada Desa Sukoreno yang mana ini juga menjadi hal yang perlu ditindak lanjuti sesuai dengan apa yang di sampaikan oleh bapak camat ketika proses pelaksanaan penerimaan mahasiswa kkn di Kec.Kalisat beliau menyampaikan "Di Kecamatan Kalisat dari tahun sebelumnya sampai hari ini, terkait masalah stunting itu masih sangatlah tinggi , ini menjadi PR kita bersama untuk kita tuntaskan agar semakin berkurang" Pungkas dari pak camat. Maka dari situ dapat kita tangkap bahwasanya persoalan stunting memang perlu kita teliti lebih mendalam dan perlu kita timdak lanjuti khususnya di Desa Sukoreno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline