Jember -- Desa Sebanen, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember Menurut Kemenkes stunting adalah bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Keadaan ini diperparah dengan tidak terimbanginya kejar tumbuh (catch up growth) yang memadai. Stunting juga sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting diukur sebagai status gizi dengan memperhatikan tinggi atau panjang badan, umur, dan jenis kelamin balita. Serta stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental.
Desa Sebanen juga menjadi salah satu tempat yang mana terdapat anak stunting. Mahasiswa KKN Kolaboratif 186 akan menargetkan anak -- anak desa sebanen yang terkena stunting dengan memberikan sebuah penyuluhan. Pada saat itu juga terdapat sebuah pengecekan posyandu yang dilakukan secara rutin pada awal bulan. Maka dari itu mahasiswa kkn mengambil kesempatan ini juga dalam melakukan penyuluhan. Lalu, sasaran dari sosialisai kegiatan aksi cepat cegah stunting dengan penyuluhan pola asuh bersama posyandu dilakukan di beberapa posyandu yang berada pada desa sebanen. Terdapat 4 posyandu yaitu posyandu dahlia 18, posyandu dahlia 19, posyandu dahlia 20 dan juga terakhir posyandu dahlia 21. Kegiatan akan dilakukan bergiliran setiap harinya dan menyebar ke beberapa rumah warga yang anaknya terindikasi mengalami stunting.
Kegiatan posyandu dimulai pada hari Senin tanggal 7 Agustus 2023 hingga tanggal 10 Agustus 2023 yang dimulai dari jam 08.00 WIB hingga selesai. Pengecekan awal posyandu dilakukan pada dahlia 18 yang berapa di belakang balai desa. Disini dilakukan pengecekan beberapa hal kepada anak-anak sekitar dengan membawa buku KIA yaitu buku kesehatan ibu dan anak. Mahasiswa KKN Kolaboratif 186 ikut andil dalam pengecekan tersebut dimulai dari penimbangan berat badan, dan pengukuran tinggi badan. Jika hasil nilai pengukuran akan dituliskan ke dalam buku, serta akan dilakukan analisa apakah setiap bulannya anak tersebut mengalami perkembangan atau tidak baik secara tinggi badan dan berat badan. Setelah dilakukan analisa pada posyandu dahlia 18 terdapat beberapa anak yang kemungkinan besar mengalami gejala stunting. Pada saat itu juga dilakukan pengecekan kesehatan juga apakah perlu dilakukan penyuntikan atau tidak dilakukan oleh Bidan Puskesmas Pembantu Sebanen.
Pengecekan dan pendataan dilakukan oleh Mahasiswa KKN Kolaboratif 186 diapresiasi dengan hangat oleh Bidan Puskesmas Pembantu Sebanen. Hal yang dilakukan oleh mahasiswa bisa membantu dalam mengurangi, mencegah stunting terutama di Desa Sebanen. Tak hanya itu bidan juga salut dengan aksi yang dilakukan. " Kegiatan posyandu ini dalam mengurangi angka stunting di sebanen juga sangat penting. Terutama dalam indikasi stunting tidak berkembangnya tinggi dan berat badan. Adanya mahasiswa kkn ini juga sangat membantu hal tersebut dan terima kasih atas bantuannya "ujar Yesi Bidan Puskesmas Pembantu Sebanen (07/08)
Kegiatan posyandu dilakukan selama 4 hari yang dilakukan di kemudian hari pada posyandu dahlia 19, 20 dan 21. Hasil dari pengecekan dan pendataan dari 4 tempat tersebut terdapat beberapa anak juga kemungkinan mengalami gejala stunting. Salah satu data anak yang mengalami stunting yaitu adek isma disini melihat dari data buku KIA dimana sudah menginjak umur 5 tahun, tetapi ukuran tinggi badan dan berat badan hanya berada di angka tetap terkadang berkurang. Kondisi ini sangat memprihantikan bagi anak anak yang seharusnya merasakan pertumbuhan dan perkembangan normal tetapi malah mengalami stunting. Hasil dari kegiatan posyandu yang sudah dilakukan terdapat sejumlah 19 anak stunting tersebar di beberapa daerah posyandu. Hal ini sangat menarik perhatian Mahasiswa KKN Kolaboratif 186 dalam gerak cepat mengurangi stunting di sebanen dengan melakukan penyuluhan secara door to door, memberikan pengarahan dan melakukan pencegahan selanjutnya kepada para anak mengalami stunting.
Muhammad Rizky Salsabil selaku koordinator desa dari KKN Sebanen juga mengatakan "Adanya gerak cepat kita sebagai mahasiswa kkn dalam membantu cegah stunting di Desa Sebanen akan menjadi suatu hal yang penting bagi anak-anak demi perkembangan selanjutnya. Aksi kita secara langsung terjun kerumah warga yang kemungkinan mengalami stunting juga perlu dilakukan. Kita generasi yang harus mengawali kalau bukan kita siapa lagi. Anak anak selanjutnya yang akan meneruskan dan mensukseskan perjuangan demi pembangunan nasional. Oleh karena itu, dilakukan penyuluhan pola asuh kepada anak yang stunting."
Penyuluhan pola asuh dalam mencegah stunting juga dilakukan pada sore hari jam 15.00 WIB dimulai dari tanggal 7 Agustus 2023. Mahasiswa KKN Kolaboratif 186 dibagi menjadi beberapa kelompok selama 4 hari menyesuaikan dengan jadwal 4 posyandu dan hasil dari pengecekan yang terdapat 19 orang anak terj. Disini penyuluhan diberikan dengan melihat bagaimana faktor anak itu terkena stunting. Contohnya adek isma ternyata setelah dilakukan wawancara dengan umurnya yang masih 5 tahun sudah terkena stunting. Faktor yaitu anak susah makan atau tidak nafsu makan, pemberian asi yang tidak sesuai, anak yang pemilih makanan. Tinggi adek isma sendiri tidak mengalami kenaikan tetap di angka tersebut. Disini Mahasiswa KKN Kolaboratif 186 memberikan sebuah solusi yaitu dengan mengolah bahan makanan yang disukai anak menjadi varian baru, mengecek keadaan lingkungan sekitar yang kemungkinan kotor dan tidak baik bagi anak, memberikan saran melakukan olahraga serta menyarankan vitamin yang baik untuk penambah nafsu makan.
Harapan dilakukan gerak cepat ini dalam mencegah stunting dengan penyuluhan pola asuh dan melakukan posyandu bisa menjadi sebuah cara efektif pengurangan angka stunting di Desa Sebanen, Ingat karena anak -- anak adalah sebuah penerus bagi kemajuan sekarang. Perubahan kecil akan memberikan dampak besar untuk kemudian hari. Terutama kesehatan yang saat ini masih menjadi permasalahan mudah terjangkit kepada anak-anak. Selain itu, juga perlu dilakukan rutinitas kebersihan yang dilakukan setiap orang tua dalam menjaga anaknya terhindar dari stunting.