Lihat ke Halaman Asli

Indri Widiasari

KKN Kolaboratif #2 Kabupaten Jember

Bersama KKN Kolaborasi #2 Kelompok 178, Mengenal Lebih Dekat Bumdes Glagahwero Kec. Kalisat

Diperbarui: 23 Juli 2023   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN Kolaboratif #2 Kelompok 178

KKN Kolaborasi Nasional merupakan kegiatan akademik dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan dengan kolaborasi Perguruan Tinggi pada tingkat Nasional. Program KKN Kolaborasi Nasional diinisiasi oleh Universitas Brawijaya yang bersinergi dengan beberapa perguruan tinggi Nasional di luar Provinsi Jawa Timur. Tujuan utama KKN Kolaborasi Nasional adalah untuk menjalin komunikasi dan memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam berkolaborasi dengan lintas Perguruan Tinggi Tingkat Nasional di lokasi program kegiatan yang telah ditentukan. KKN Kolaborasi tahun ini merupakan tahun kedua dimana waktu pelaksanaannya dari 17 Juli sampai 27 Agustus 2023. Kelompok KKN 178 beranggotakan dari beberapa perguruan tinggi diantaranya dari Universitas Jember, Universitas dr. Soebandi, Universitas PGRI Argopuro, Poltekkes Jember dan Universitas Islam Jember yang ditugaskan di desa Glagahwero Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember.

Desa Glagahwero berasal dari dua kata “Glagah” yang berarti Glagas dan “Wero” yang berarti luas, sehingga  Desa Glagahwero dapat diartikan hutan yang luas.Pada tahun 1887 ada seorang Tokoh bernama Joko Wono yang datang untuk babat alas karena disaat itu desa ini sebuah hutan belantara. Desa Glagahwero sendiri berada di provinsi Jawa Timur di Kabupaten Jember kabupaten kalisat yang memiliki luas wilayah administrasi 473.012 Ha yang terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Krajan 1,Dusun Krajan 2, Dusun Prasean 1 dan Dusun Prasean 2. Dimana disetiap Dusun dipimpin oleh Kepala Dusun yang membawahi RT/RW yang tugasnya sebagai mitra desa untuk menjalankan sistem pemerintahan desa Glagahwero.

Dokumentasi Survey BUMDes di Desa Glagahwero, Kalisat

Pada minggu pertama, yang kami lakukan adalah survey tehadap berbagai kondisi Desa Glagahwero, salah satunya terhadap Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di Desa ini. Desa Glagahwero dalam programnya memiliki 9 (sembilan) BUMDes yaitu Apotek, Fotocopy, Rumah UMKM, Pasar Desa, Cuci Mobil, Penaungan Dhisah, Cafe Sawah, Pupuk Organik, dan Sablon. Beberapa BUMDes tersebut sebagian di antaranya telah mulai beroperasi/produksi seperti Fotocopy, Pasar Desa, Cuci Mobil, Penaungan Desa, Cafe Sawah, dan Pupuk Organik. Sementara yang lainnya (Apotek, Rumah UMKM, dan Sablon) masih dalam proses pembangunan dan pengurusan ijin operasi. Beberapa BUMDes menggunakan nama-nama yang berasal dari Bahasa Madura seperti “Penaungan Dhisah” yang berarti peneduhan desa, dan Cafe Sawah yang menggunakan nama “Beroeng Sorah” yang berarti Warung Sawah. Penamaan menggunakan bahasa lokal bertujuan untuk mengangkat nilai budaya lokal penduduk Desa Glagahwero menjadi lebih dikenal.Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Kelompok 178 dengan Bapak H. Abdul Halim selaku Kepala Desa Glagahwero, beliau (Kepala Desa) mengungkapkan bahwa 9 (sembilan) program BUMDes tersebut ditujukan untuk menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya dari penduduk asli Desa Glagahwero. Penyerapan tenaga kerja melalui program-program BUMDes tersebut diharapkan dapat menekan jumlah angka pengangguran di Desa Glagahwero.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline