Lihat ke Halaman Asli

kkn165banyuglugur

Universitas Jember

Potret Eksotis desa Banyuglugur oleh Mahasiswa KKN 165 Universitas Jember: Mengungkap Kehidupan dan Kebudayaan Masyarakat Desa yang Berwarna

Diperbarui: 26 Juli 2024   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Penerjunan KKN 

Desa Banyuglugur - Terletak di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Indonesia. Sebuah desa yang memiliki keindahan alam dan kekayaan budaya, memiliki 2 dusun yakni pesisir dan krajan. Dengan letak astronomis di 7°38'54" LS dan 113°35'27" BT. Luas wilayah mencapai 11,57 km² dengan ketinggian 7 meter di atas permukaan laut (mdpl), serta memiliki suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°C hingga 30°C, dengan variasi mikroklimat antara dataran rendah dan daerah berbukit. Desa Banyuglugur dihuni oleh 2.847 jiwa dengan kepadatan penduduk 246 jiwa/km². Penduduk laki-laki berjumlah 1.414 jiwa dan perempuan 1.433 jiwa. Mayoritas penduduk menganut agama Islam, sementara sebagian kecil lainnya adalah Protestan, Katolik, dan Buddha.

Universitas Jember menyelenggarakan kegiatan tahunan yang dikenal sebagai Kuliah Kerja Nyata (KKN) dimana salah satu lokasi kemitraan yang dipilih adalah Kecamatan Banyuglugur. Kegiatan KKN ini melibatkan mahasiswa semester 6 dari berbagai Fakultas. Kelompok 165, yang terdiri dari mahasiswa yang ditugaskan untuk melaksanakan program kerja di Desa Banyuglugur, melakukan observasi sebagai langkah awal untuk memahami kehidupan dan kebudayaan masyarakat di Desa Banyuglugur sebelum menentukan program kerja yang akan dilaksanakan.

SDN 1 Banyuglugur (Dokpri)

Pawai lampion 10 Muharram (Dokpri)

Desa Banyuglugur memadai fasilitas seperti fasilitas dalam bidang pendidikan, Terdapat satu SD Negeri Banyuglugur dan satu SMP Negeri 2 Banyuglugur. Untuk pelayanan kesehatan, desa ini dilengkapi dengan satu puskesmas dengan layanan rawat inap. Masyarakat Banyuglugur umumnya bekerja di sektor pertanian, perikanan, serta berbagai aktivitas ekonomi pedesaan lainnya seperti industri rumah tangga, perdagangan, jasa, dan pekerja migran. Desa ini mayoritas dihuni oleh suku Madura, dengan sebagian kecil penduduk dari suku Jawa. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Madura, yang dimana mencerminkan kekentalan budaya lokal yang terjaga. Budaya yang sampai sekarang masih ada di desa Banyuglugur yaitu peringatan setiap tanggal 10 Muharram dengan kegiatan acara pawai lampion dan petik laut yang dilaksanakan sebelum bulan Ramadhan setiap 1 tahun sekali.

Potensi kelompok Tani (Dokpri)

Kondisi tanah di Banyuglugur cukup subur, terutama di dataran rendah yang memiliki endapan aluvial. Kesuburan ini mendukung aktivitas pertanian yang ada di desa Banyuglugur. Desa ini juga dikenal karena kekayaan sumber daya laut yang melimpah serta sektor perikanan dan pariwisata laut, serta telah mengembangkan berbagai inisiatif untuk memanfaatkan alam secara berkelanjutan. Perairan di sekitar desa ini menjadi rumah bagi berbagai jenis ikan dan biota laut, dan menciptakan pondasi yang solid untuk sektor perikanan yang produktif. 

Potensi sumber daya Laut (Dokpri)

Dengan kekayaan sumber daya lautnya, desa Banyuglugur telah menggali potensi besar dalam industri perikanan. Mulai dari penangkapan ikan hingga budidaya perikanan, setiap langkah diambil untuk memastikan pengelolaan yang berkelanjutan dan hasil yang maksimal. Selain itu, hasil tangkapan laut diolah menjadi produk turunan bernilai tambah seperti olahan sambal ikan yang terkenal.

Pariwasata Utama Raya (Dokpri)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline