Lihat ke Halaman Asli

kkn157 banyuputih

Universitas Jember

Eksplor Desa Banyuputih Kabupaten Bondowoso, KKN UMD 157 Universitas Jember Siap Dukung Pengembangan Potensi Desa

Diperbarui: 15 Juli 2024   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi KKN UMD 157

Tepat pada pertengahan tahun 2024, Desa Banyuputih menjadi salah satu lokasi penempatan mahasiswa KKN UMD Universitas Jember tahun akademik 2023/2024. Kelompok KKN 157 menjadi kelompok yang terpilih untuk melaksanakan KKN di desa Banyuputih Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso. Pada masa Minggu pertama, kelompok KKN 157 berfokus untuk mengenal lebih dekat segala aspek kehidupan yang ada di Desa Banyuputih. Kelompok KKN 157 terus melakukan observasi secara intens seperti wawancara, bahkan dengan melalui pendekatan langsung kepada para warga di Desa Banyuputih.

Desa Banyuputih merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Terdapat 4 dusun yang dimiliki, yakni Dusun Krajan, Dusun Baratsawa, Dusun Banyuputih dan Dusun Kolanggar serta terdapat 11 RT dan 4 RW. Secara geografis, Desa Banyuputih memiliki luas sekitar 3.013 km2 dan berbatasan dengan Desa Sumbercanting di sebelah utara, Desa Wringin di sebelah timur, Desa Glingseran di sebelah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Mojodungkul dan Desa Gunung Malang, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo. Desa Banyuputih memiliki potensi kesenian yang terkenal serta menjadi ikon di Desa Banyuputih, yaitu berupa kesenian ketipung yang telah dikenal oleh masyarakat luas, khusunya wilayah Bondowoso dan Situbondo. 

Kesenian ketipung ini menawarkan pesona serta nilai-nilai adat yang dikemas dalam bentuk pertunjukan ketipung. Dalam pengelolaan dan pengembangannya, kesenian ketipung sukses mendapatkan simpati dari para penggemar kesenian tradisional. "Kesenian ketipung ini perlu untuk terus dilestarikan dan dikembangkan oleh kami sebagai generasi muda", ujar salah satu anggota perkumpulan seni ketepong sumber batu lawang. Masyarakat Madura di Desa Banyuputih menyebut ketipung dengan ketepong. Hal yang masih menjadi harapan sekaligus tantangan bagi eksistensi kesenian ketipung ini yakni terkait dengan bantuan dana dari instansi terkait seperti yang sempat diikuti beberapa bulan lalu. Lantas bagaimana hasilnya? "sebenarnya beberapa bulan lalu kami sempat mengikuti seleksi untuk mendapatkan pendanaan yang diadakan oleh instansi terkait dengan proposal yang telah kami buat juga tapi masih belum rejekinya,".

Potensi lain yang dimiliki Desa Banyuputih ialah situs sejarah berupa peninggalan Megalithikum berupa Menhir atau dikenal dengan Batu Lawang. Masyarakat menyebutnya dengan Betho Labheng. Situs ini juga menjadi ikon sejarah serta kental dengan nilai nilai mistis maupun kerohanian. "Dulu sejak tahun 1990-an, di sini menjadi tempat bagi para pengunjung untuk melakukan kegiatan bersemedi, mayoritas wisatawan dari Bali," ujar juru pelihara dari situs cagar budaya Betho Labheng. 

Selain potensi seni dan sejarah, Desa Banyuputih juga memiliki potensi kuliner yang tak kalah dengan daerah lain. Dengan kondisi alam yang terletak di daerah gunung serta dukungan cuaca yang sejuk, menghasilkan komoditi utama berupa singkong kualitas super dengan olahan yang terkenal berupa tape. Tak hanya itu, olahan berbahan dasar tepung singkong pun turut menjadi produk UMKM khas di Desa Banyuputih seperti olahan pertulo atau lebih dikenal pattola. "Pengiriman dari hasil olahan produk ini kami utamakan di Pasar Wringin dan sekitarnya, serta berharap kedepannya dapat menjangkau pasar yang lebih luas lagi," Ujar Sekretaris Desa Banyuputih. Potensi desa yang beragam dapat menjadi salah satu tujuan mahasiswa KKN UMD Universitas Jember 157 untuk mendukung pengembangan desa melalui program kerja yang akan dilaksanakan, khususnya untuk pengembangan desa wisata Banyuputih menjadi desa mandiri yang berdaya saing unggul.

Referensi Sumber:

Bahri, Moh. "Batu Lawang Desa Banyuputih Bondowoso Bisa Jadi Destinasi Wisata Baru" [online] dalam https://timesindonesia.co.id/wisata/425469/batu-lawang-desa-banyuputih-bondowoso-bisa-jadi-destinasi-wisata-baru, diakses pada 13 Juli 2024.

Qoil, Nanang. Wawancara. Bondowoso, 11 Juli 2024.

Wafi, Abdul. Wawancara. Bondowoso, 11 Juli 2024.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline