Lihat ke Halaman Asli

Kurangi Penumpukan Sampah di Desa Sumber Kalong, Mahasiswa KKN UMD UNEJ 149 Mengolahnya Menjadi POC yang Ramah Lingkungan

Diperbarui: 16 Agustus 2024   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi pribadi KKN UMD UNEJ 149

Bondowoso, (13/08/2024) mahasiswa KKN UMD UNEJ 149 bersama masyarakat Dusun Kenangaan Desa Sumber Kalong, Wonosari, Bondowoso lakukan pengolahan limbah organik dapur berupa sisa sayur-sayuran menjadi pupuk organik cair. Banyaknya limbah organik yang ada di masyarakat yang belum diolah membuat mahasiswa KKN UMD UNEJ 149 berinisiatif ajak masyarakat untuk mengolahnya.

Ibu Kepala Dusun, Bella mengatakan, ibu-ibu disini belum mengetahui bagaimana mengolah limbah dapur menjadi barang yang bermanfaat. Adanya mahasiswa KKN UNEJ 149 membuat masyarakat, khususnya Dusun Kenangaan Desa Sumber Kalong menjadi mengerti cara pengolahan dan pemanfaatan limbah ornaik.

"Alhamdulillah, adanya mahasiswa KKN UMD UNEJ 149 memberikan pelatihan pengolahan limbah dapur membuat masyarakat menjadi lebih mengetehaui cara memanfaatkanya dan tidak hanya dibuang saja." Katanya, dikutip Selasa (13/08/2024)

" Ternyata sisa sisa sayuran dapat diolah kembali menjadi pupuk organik cair yang bisa menyuburkan tanaman. Cara pengolahanyapun mudah dengan memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar rumah." Ujarnya.

Limbah dapur yang terdiri dari sisa sayur-sayuran termasuk dalam kategori limbah organik yang sebenarnya dapat dimanfaatkan secara efektif. Limbah organik ini bisa diolah menjadi pupuk yang berguna untuk menyuburkan tanaman, meningkatkan kualitas tanah, dan mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia. Banyak masyarakat yang belum mengetahui potensi pengolahan limbah dapur ini dan cenderung membuangnya secara sembarangan atau memberikannya kepada ternak.

Bahan yanh digunakan untuk membuat Pupuk Organik Cair yaitu limbah sayur-sayuran, EM4, dedak, air cucian beras, gula merah atau gula pasir, dan air tawar. Cara membuatnya yaitu limbah sayuran dicacah menjadi ukuran yang lebih kecil, kemudian larurkan gula merah dengan air tawar, setelahnya semua bahan-bahan dijadikan satu kemudian difermemtasi selama dua minggu. Setelah dua minggu fermentasi, Pupuk Organik Cair siap digunakan.

Untuk mengatasi masalah kurangnya pengetahuan tentang pengolahan limbah organik, Mahasiswa  KKN UMD UNEJ 149 ajak masyarakat Dusun Kenangaan untuk lakukan pelatihan khusus tentang cara mengolah limbah dapur menjadi Pupuk Organik Cair. Pelatihan diselenggarakan dengan sasaran utama ibu-ibu rumah tangga. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan keterampilan praktis dalam mengubah limbah dapur menjadi produk yang bermanfaat. Dengan pengetahuan ini, diharapkan ibu-ibu rumah tangga dapat lebih bijak dalam mengelola limbah dapur mereka.

" Sayakan punya usaha budidaya jamur tiram, nah saya ingin mencobanya untuk disemprotkan di jamur selain di tanaman bunga atau buah. Kan organik juga jadi dan sudah tahu cara mengolahnya, jadi semoga menjadi mengurangi biaya produksi dan bebas dari pupuk kimia." Ujar Bu Clara, Peserta pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair.

Pembuatan POC bersama ibu-ibu Dusun KenangaanKoleksi pribadi KKN UMD UNEJ 149

Menurut salah satu mahasiswa KKN UMD UNEJ 149 sebagai pemateri  yaitu Cahyaning Life, Pupuk cair yang dibuat dari limbah dapur mendukung penanaman dan pertanian yang ramah lingkungan, sehingga membuat kita menjadi lebih sehat dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat mencemari lingkungan. Pupuk kimia jika digunakan dengan jangka panjang akan membuat kesehatan manusia mengalami masalah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline