Permasalahan limbah kotoran sapi mungkin sudah biasa bagi wilayah pedesaan, seperti halnya permasalahan yang berada di Desa Peleyan, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo. Limbah kotoran sapi, yang juga dikenal sebagai kotoran ternak sapi atau pupuk kandang sapi, adalah produk sampingan dari peternakan sapi. Namun, apa yang mungkin terlihat sebagai masalah, dapat menjadi sumber solusi bagi pertanian berkelanjutan.
Inisiatif KKN UMD 147 Peleyan: Transformasi Limbah Menjadi Pupuk Organik
Di tengah permasalahan tersebut, teman-teman KKN UMD 147 Peleyan berinisiatif untuk memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi sesuatu yang berdampak baik bagi masyarakat Desa Peleyan. Ide yang mereka gagas adalah pembuatan pupuk Organik Padat (POP) dan pupuk Organik Cair (POC) dari kotoran sapi, yang dikenal sebagai bokashi.
Bokashi: Solusi Fermentasi Organik
Bokashi merupakan sebuah teknik fermentasi organik dari bahan-bahan seperti kotoran ternak, sisa-sisa tanaman, limbah dapur, dan dedaunan. Melalui proses fermentasi ini, dihasilkan pupuk yang kaya akan mikroorganisme bermanfaat seperti bakteri, jamur, dan enzim yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman dan kesehatan hewan ternak. Pupuk Organik Cair yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi ini juga dapat diaplikasikan pada daun, bunga, dan batang tanaman dengan cara langsung menyemprotkannya ke bagian tanaman.
Keuntungan Menggunakan Bokashi:
Meningkatkan Kesuburan Tanah: Bokashi membantu meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi penting.
Meningkatkan Ketersediaan Nutrisi bagi Tanaman: Pupuk ini memperkaya tanah dengan nutrisi, memungkinkan tanaman tumbuh lebih sehat dan produktif.
Mengurangi Limbah Organik: Dengan mengubah limbah kotoran sapi menjadi bokashi, Desa Peleyan turut berkontribusi dalam mengurangi masalah limbah organik.